Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ayah di Ponorogo Selundupkan 500 Pil Terlarang untuk Anaknya di Rutan

Kompas.com - 05/01/2024, 05:40 WIB
Muhlis Al Alawi,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

PONOROGO, KOMPAS.com- Seorang ayah di Ponorogo, Jawa Timur berinisial MC menyelundupkan 500 butir pil dextro saat membesuk anaknya di Rutan Kelas II B Ponorogo.

Ratusan pil tersebut disembunyikan di dalam bungkusan nasi.

Baca juga: Kronologi Pembunuhan Kakek di Ponorogo Saat Tahun Baru, Pelaku yang Mabuk Sempat Kabur ke Hutan

Kepala Rutan Kelas II B Ponorogo, Agus Imam Taufik membenarkan perihal penggagalan upaya penyelundupan ratusan pil tersebut.

"Jadi kami menemukan obat terlarang berupa pil dextro kurang lebih sekitar 500 butir,” kata Agus, Kamis (4/1/2024).

Baca juga: Belajar Toleransi dari Balik Jeruji Besi Rutan Salatiga

Ia mengatakan ratusan pil dextro itu ditemukan saat petugas memeriksa barang bawaan pengunjung yang hendak membesuk warga binaan.

Petugas mencurigai bungkusan nasi yang akan diberikan MC kepada anaknya berinisial ECP.

"Setelah dilakukan pemeriksaan petugas menemukan ratusan pil itu berada di dalam bungkusan nasi. Bungkusan nasi berisi ratusan pil dextro akan dikirimkan untuk anaknya berinisial ECP,” jelas Agus.

Baca juga: 23 Napiter Dipindah dari Rutan Cikeas ke 7 Lapas di Jatim

Adapun ECP menjalani hukuman lima tahun penjara karena perkara narkoba di Rutan Kelas II B Ponorogo.

Rutan Kelas II Ponorogo sudah berkoordinasi dengan Polres Ponorogo untuk mengusut kasus tersebut.

Terhadap kasus tersebut, Satresnarkoba Polres Ponorogo sudah menetapkan seorang tersangka berinisial P yang berperan sebagai pengedar.

“Kasus ini kami kembangkan dan kami ringkus kurirnya. Dan tersangka berinisial P, warga Ponorogo,” ujar Kasatresnarkoba Polres Ponorogo, AKP Choirul Maskanan.

Menurut Choirul penetapan P sebagai tersangka setelah polisi memeriksa MC dan ECP. Dari pemeriksaan itu muncul nama P sebagai kurir pil dextro tersebut. Total jumlah pil dextro yang disita sebanyak 850 butir.

Choirul menuturkan awalnya ECP memesan barang haram itu kemudian oleh penjualnya ditaruh di satu tempat di Desa Purwosari, Kecamatan Babadan. Lalu ECP meminta tolong tersangka P mengambil barang tersebut.

Untuk kasus ini, status ECP dan MC masih sebatas saksi. Pasalnya sesuai Undang-Undang Kesehatan yang bisa diproses hukum adalah peredarannya.

“Barang ini baru dari P mau diserahkan namun gagal. Sehingga belum masuk ECP. Sedanhkan MC juga tidak mengetahui,” bebernya.

Terhadap kejadian tersebut, tersangka P dijerat dengan pasal 435 dan atau 436 Yo 138 UU nomor 17 tahun 2023 tentang kesehatan. Sesuai pasal itu ancaman hukumannya paling lama 12 tahun penjara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Dua Pejabat di DPRD Madiun Diperiksa terkait Kasus Korupsi Dana Aspirasi Rp 1,5 Miliar

Dua Pejabat di DPRD Madiun Diperiksa terkait Kasus Korupsi Dana Aspirasi Rp 1,5 Miliar

Surabaya
Pria di Pasuruan Protes Kehilangan 2 Testis Usai Operasi Prostat, RS Klaim Sesuai Prosedur

Pria di Pasuruan Protes Kehilangan 2 Testis Usai Operasi Prostat, RS Klaim Sesuai Prosedur

Surabaya
Satu Pasangan Jalur Independen Bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Malang Tak Lolos Verifikasi

Satu Pasangan Jalur Independen Bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Malang Tak Lolos Verifikasi

Surabaya
Kisah Wanita Kuli Panggul di Pasar Surabaya Bisa Berangkat Haji

Kisah Wanita Kuli Panggul di Pasar Surabaya Bisa Berangkat Haji

Surabaya
Wali Kota Eri Cahyadi Kembali Tegaskan Larangan Sekolah di Surabaya Study Tour ke Luar Daerah

Wali Kota Eri Cahyadi Kembali Tegaskan Larangan Sekolah di Surabaya Study Tour ke Luar Daerah

Surabaya
Sepeda Motor di Banyuwangi Terbakar setelah 'Ngangsu' BBM

Sepeda Motor di Banyuwangi Terbakar setelah "Ngangsu" BBM

Surabaya
Pemprov Jatim soal Pengosongan Rusunawa Gunungsari Surabaya: Penghuni Tak Mau Bayar Sewa

Pemprov Jatim soal Pengosongan Rusunawa Gunungsari Surabaya: Penghuni Tak Mau Bayar Sewa

Surabaya
Diusir dari Rusunawa Gunungsari Surabaya, Warga Terancam Tak Punya Tempat Tinggal

Diusir dari Rusunawa Gunungsari Surabaya, Warga Terancam Tak Punya Tempat Tinggal

Surabaya
Rumah Warga Trenggalek Ditaburi Kotoran Kambing, Bhabinkamtibmas Turun Tangan

Rumah Warga Trenggalek Ditaburi Kotoran Kambing, Bhabinkamtibmas Turun Tangan

Surabaya
Pantai Ngalur di Tulungagung: Daya Tarik, Lokasi, dan Rute

Pantai Ngalur di Tulungagung: Daya Tarik, Lokasi, dan Rute

Surabaya
Ramai soal UKT Universitas Brawijaya, Wakil Rektor Sebut Sudah Sesuai Regulasi

Ramai soal UKT Universitas Brawijaya, Wakil Rektor Sebut Sudah Sesuai Regulasi

Surabaya
Cerita Tukang Ojek di Malang Rutin Menabung sejak 1998 hingga Bisa Melaksanakan Ibadah Haji

Cerita Tukang Ojek di Malang Rutin Menabung sejak 1998 hingga Bisa Melaksanakan Ibadah Haji

Surabaya
Pengakuan Warga yang Terusir dari Rusunawa Gunungsari Surabaya: Nunggak 2 Tahun dan Tak Boleh Nyicil

Pengakuan Warga yang Terusir dari Rusunawa Gunungsari Surabaya: Nunggak 2 Tahun dan Tak Boleh Nyicil

Surabaya
Polisi Amankan Puluhan Kayu Jati Ilegal dan 3 Pelaku Pencuri Kayu di Inhutani Ngawi

Polisi Amankan Puluhan Kayu Jati Ilegal dan 3 Pelaku Pencuri Kayu di Inhutani Ngawi

Surabaya
Mantan Kades di Malang Ditangkap atas Kasus Korupsi DD Rp 646 Juta

Mantan Kades di Malang Ditangkap atas Kasus Korupsi DD Rp 646 Juta

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com