Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Blusukan ke Pasar Besar Kota Madiun, Istri Ganjar Soroti Harga Beras dan Cabai

Kompas.com, 18 Desember 2023, 08:59 WIB
Muhlis Al Alawi,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

MADIUN, KOMPAS.com-Istri calon presiden nomor urut tiga, Ganjar Pranowo, Siti Atiqoh Suprianti menyempatkan diri blusukan ke Pasar Besar Kota Madiun dalam rangkaian safari politiknya.

Saat bertemu pedagang dan pembeli, Atiqoh mendapatkan pengeluhan masih tingginya harga beras dan cabe di pasaran.

“Beras (kenaikkan harga) ini sangat mengena kepada konsumen merasa sangat berat. Ada yang harganya Rp 16.000 dan Rp 18.000. Padahal biasanya hanya Rp 14.000. Kemudian minyak goreng dan bumbu masih tinggi seperti cabe meskipun disini 90 ribu tetapi masih tetap tinggi,” kata Atiqoh disela-sela blusukannya di Pasar Besar Kota Madiun, Senin (18/12/2023) pagi.

Baca juga: Atikoh Ganjar Sebut Ada Sekolah Inklusif Sekadar Formalitas karena Belum Siap

Di Pasar Besar Kota Madiun, Atiqoh yang didampingi sejumlah pengurus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) dan simpatisan menemui sejumlah warga yang membeli kebutuhan pokok makanan.

Istri mantan Gubernur Jawa Tengah itu juga berbincang-bincang dengan beberapa pedagang di pasar tradisional.

Menurut Atiqoh, kenaikkan harga bahan pokok makanan berdampak pada turunya daya beli masyarakat terhadap barang-barang sekunder.

Dengan demikian, pendapatan pedagang lain seperti buah-buahan, paliwija hingga pakaian juga terimbas dari kenaikkan harga bahan makanan.

“Ini berdampak pada komoditas yang lain ketika bahan sembako kemudian syuran naik maka pengeluaran masyarakak untuk kebutuhan sekunder mereka turunkan karena yang penting adalah kebutuhan pokok. Sehingga ketika mereka untuk memenuhi kebutuhan pakok maka pedagang lain terkena imbas seperti palawija, buah-buahan dan pakaian juga terpengaruh (rendah pendapatannya),” jelas Atiqoh.

Baca juga: Cegat Mobil Ganjar, Puluhan Petani di Magelang Curhat soal Air Irigasi

Terhadap fakta itu, jelas Atiqoh, warga meminta agar ada kestabilan harga. Hal itu menjadi penting agar keuntungan yang didapatkan bisa diraih dapat stabil.

“Mereka fair meminta ada kesetabilan harga. Karena kalau harga rendah atau tinggi itu mempersulit mereka untuk margin harga jualnya. Berapa keuntungan yang mereka dapatkan itu agak sulit untuk diperkirakan,” kata Atiqoh.

Agar harga dan keuntungan yang diperoleh pedagang stabil, Atiqoh menuturkan Ganjar-Mahfud memprogramkan agar distribusi dan rantai pasok bahan diatur secara benar.

Untuk itu pembeli, pedagang dan petani sama-sama diuntungkan dengan adanya kestabilan harga bahan pokok makanan.

“Nanti distribusi dan rantai pasoknya agar suplai dan demand itu benar-benar di atur sehingga ketika seperti kebutuhan pertanian ketika panen raya harus distabilkan agar harganya tidak terlalu turun sehingga petani tetap terlindungi. Ketika suplai turun atau tidak panen, maka stok bisa dikeluarkan agar harganya tidak terlalu naik. Jadi memang disini suplai dan demand bisa seimbang,” demikian Atiqoh.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang

Baca tentang


Terkini Lainnya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar yang Curi Perhiasan Emas Bergaji Rp 3 Juta Lebih
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar yang Curi Perhiasan Emas Bergaji Rp 3 Juta Lebih
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau