PAMEKASAN, KOMPAS.com- Sebuah video yang memperlihatkan seseorang berseragam guru menangis dan merangkul dua orang murid lelakinya, viral di media sosial.
Dalam video tersebut tampak pula seorang murid perempuan membawa kejutan dan tersenyum.
Baca juga: Siswa SMAN di Pamekasan Prank Kepala Sekolah hingga Menangis
Peristiwa tersebut terjadi di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 3 Pamekasan, Jawa Timur saat peringatan hari guru, Sabtu (25/11/2023).
Pria berbaju batik yang menangis tersedu-sedu adalah Kepala SMAN 3 Pamekasan, Mohammad Tauficurrahman Amin.
Kejutan tersebut rupanya dirancang oleh siswa-siswa di tahun terakhir Taufic mengabdi sebagai kepala sekolah di tempat tersebut. Sebab Taufic akan pensiun tahun 2024.
Saat ditemui Kompas.com di sekolah, Taufic bercerita bahwa siswa-siswanya mengerjainya dengan berpura-pura terjadi perkelahian antara kelas XI dan kelas XII.
Hal itu terjadi setelah upacara peringatan hari guru di sekolah.
"Perasaan saya takut melihat tawuran di sekolah. Tawuran itu akan berlanjut di luar sekolah. Itu pasti merusak citra sekolah setelah diviralkan. Saya benar-benar tidak tahu kalau itu drama," ungkapnya, Rabu (29/11/2023).
Baca juga: Bus Double Decker Jurusan Jakarta-Sumenep Terbakar di Pamekasan
Saat melerai siswanya, tiba-tiba terdengar suara letusan kembang api dari pinggir lapangan.
Dia pun menyadari bahwa perkelahian tersebut adalah bagian dari skenario kejutan untuk dirinya.
“Dengan rasa bahagia karena tawuran itu bukan beneran. Alhamdulillah anak saya anak yang baik. Ini surprise sehingga saya peluk anak-anak sambil menangis," katanya.
Baca juga: Peringatan Hari Guru Nasional sebagai Pengingat Pengabdian Guru
Sementara itu, seorang siswa kelas XII Teguh Ramadhani mengaku mempersiapkan kejutan selama tujuh hari.
Menurutnya, kejutan tersebut merupakan momen spesial karena angkatan mereka akan lulus sebentar lagi.
Selain itu kepala sekolah juga akan pensiun pada tahun depan.
"Angkatan kami ini dikenal paling sering berbuat onar. Kami ingin balas budi dan memberikan kenangan manis kepada sekolah dan para guru," kata Teguh.