Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Makamkan Mayat Perempuan Tak Dikenal yang Ditemukan Juni Lalu di Kebun Jagung Ngawi

Kompas.com, 2 Agustus 2023, 21:23 WIB
Sukoco,
Krisiandi

Tim Redaksi

NGAWI, KOMPAS.com - Kepolisian Resor Ngawi, Jawa Timur, memakamkan mayat perempuan setengah telanjang tanpa identitas yang ditemukan warga di kebun jagung masuk petak 53A1 lahan Perhutani, tepatnya masuk Desa Bangunrejo Kidul Kecamatan Kedunggalar Kabupaten Ngawi  pada Selasa (20/6/2023).

Kasatreskrim Polres Ngawi AKP Agung Joko Haryono mengatakan, mayat perempuan tanpa identitas tersebut dikuburkan karena kondisinya tinggal kerangka dan sudah membusuk saat ditemukan.

“Sudah dimakamkan kemarin Selasa (1/8/2023) di permakaman Desa Selopuro Kecamatan Pitu Kabupaten Ngawi,” ujarnya melalui pesan singkat Rabu (02/08/2023)

Baca juga: Mayat Perempuan Setengah Telanjang di Kebun Jagung Ngawi Diduga Korban Pembunuhan

Setelah dievakuasi dari lokasi ditemukan, mayat perempuan yang diduga berusia 20 hingga 30 tahun tersebut disemayamkan di Ruang Jenazah Instalasi Forensik dan Medikolegal RSUD dr Soeroto Ngawi.

Satuan Reserse Kriminal Polres Ngawi saat ini masih menunggu hasil DNA yang dikirim ke Laboraturium Forensik Polda Jawa Timur untuk mengungkap identitas korban.

Baca juga: Setubuhi Pelajar SMP di Kebun Jagung, 3 Remaja di Sumbawa Jadi Tersangka

“Sampai saat ini belum keluar. Hasil DNA ini akan kita cocokan dengan warga yang telah melaporkan kehilangan keluarganya,” Imbuh Agung.

Menurut Agung, Polres Ngawi telah menerima tujuh laporan warga terkait kehilangan anggota keluarga.

Namun, ciri-ciri warga yang dilapokran hilang tidak sesuai dengan mayat perempuan yang ditemukan di kebun jagung. 

“Kami masih melakukan penyelidikan, ada tujuah laporan kehilangan keluarga dari warga Ngawi, Madiun, dan Ponorogo,” ucapnya,

Diberitakan, mayat perempuan setengah telanjang tanpa identitas yang ditemukan warga di kebun jagung masuk petak 53A1 lahan Perhutani, tepatnya masuk Desa Bangunrejo Kidul Kecamatan Kedunggalar Kabupaten Ngawi.

Baca juga: Geger, Temuan Mayat Setengah Telanjang di Kebun Jagung Ngawi

Mayat tersebut memiliki ciri ciri tinggi badan sekira 155 sentimeter, berambut ikal, panjang rambut kurang lebih 40 sentimeter, berbadan gemuk dan umur perkiraan antara 20 sampai dengan 30 tahun.

Saat ditemukan, barang yang masih melekat di jasad korban adalah jaket warna hitam berlogo Eiger, celana panjang motif kotak-kotak warna merah berkombinasi hitam dan putih, kaos kaki warna coklat hanya di kaki sebelah kanan.

Lalu celana dalam warna hitam, kemeja flanel lengan panjang warna hitam kombinasi hitam putih, bra warna hitam renda kembang.

Di tangan sebelah kiri memakai dua buah gelang aksesoris warna hitam merah dan hitam bertuliskan NIKE BSBL dan tangan sebelah kanan memakai gelang asesoris kuningan.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau