Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Umat Hindu Jalani Ruwatan Bangsa di Candi Penataran, Arak Foto Presiden Soekarno dan Gajah Mada

Kompas.com - 08/07/2023, 16:36 WIB
Asip Agus Hasani,
Khairina

Tim Redaksi

BLITAR, KOMPAS.com – Lebih dari seribu pemeluk Hindu dari Pulau Jawa dan Bali menjalani upacara ritual ruwatan bangsa “Pangruwating Bumi Nusantara Kridaning Sapu Jagat” di Candi Penataran yang terletak di Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, pada Sabtu (8/7/2023).

Upacara yang berlangsung sejak Sabtu pagi dengan tajuk “Wedar Hayuning Penataran” diawali dengan ratusan umat mengarak foto Patih Kerajaan Majapahit Gajah Mada dan Presiden Soekarno keliling area Candi Penataran yang cukup luas.

Prosesi mengarak foto kedua tokoh itu dilakukan dengan para pengarak membunyikan genta serta membawa dupa yang mengepul menebar aroma wangi yang khas.

Baca juga: Candi Penataran di Blitar: Sejarah, Relief, dan Rute

 

Sementara pemimpin upacara melantunkan suluk doa-doa di panggung yang terletak di depan Pendopo Agung Candi Penataran yang juga dikenal sebagai Candi Palah itu

Upacara ruwatan bangsa itu diakhiri dengan doa bersama yang diikuti oleh seluruh umat yang hadir di pelataran Candi Penataran yang merupakan candi kuno yang dibangun sejak era Kerajaan Kediri (1042-1222) dan dipugar di era Kerajaan Majapahit (1293-1527).

Candi Penataran di era Majapahit adalah Candi Kenegaraan di mana ritual keagamaan kerajaan digelar di candi yang berada di kaki Gunung Kelud itu

Gelaran upacara tersebut diselenggarakan oleh Forum Spiritual Dharma Nusantara di Blitar dan Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI).

Baca juga: Jelang Hari Raya Nyepi, Umat Hindu Banyuwangi Gelar Upacara Melasti di Pantai Boom

Ketua Forum Spiritual Dharma Nusantara, Yuliono, mengatakan, upacara ruwatan kebangsaan itu telah mulai rutin digelar di Candi Penataran sejak 2011.

Tujuan digelarnya upacara ruwatan bangsa itu, kata Yuliono, adalah sebagai bentuk bakti dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa serta leluhur Bumi Nusantara atas berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang dianggap sebagai kelanjutan dari wilayah yang disebut sebagai Nusantara.

Menurutnya, upacara ruwatan juga dimaksudkan sebagai upaya menetralisir kutukan leluhur atas perilaku manusia di Bumi Nusantara yang dinilai telah menyimpang dari tatanan nilai luhur yang telah sematkan ribuan tahun lalu.

“Agar anak bangsa setelah 500 tahun ini yang barangkali terlena tidak pernah ritual bakti untuk menebus dosa, kutukan leluhur,” ujar Yuliono di Candi Penataran, Sabtu.

 

Yuliono merujuk pada tokoh mitologis Sabdo Palon yang dipercaya sebagai penjaga Pulau Jawa yang muncul bersama tokoh mitologis lainnya Syeh Subakir pada masa pudarnya pengaruh Hindu di Jawa yang digantikan dengan penyebaran Islam.

Dikisahkan, bahwa Sabdo Palon akan kembali ke Pulau Jawa 500 tahun kemudian sejak pengaruh Hindu pudar di masa akhir Majapahit.

Yuliono juga menambahkan bahwa upacara ruwatan yang dilakukan oleh umat  Hindu dari Jawa dan Bali dimaksudkan sebagai doa keselamatan Bangsa Indonesia yang akan menghadapi suksesi kepemimpinan nasional pada Pemilu 2024 mendatang.

“Memohon agar Negara Republik Indonesia dalam kepemipnan Bapak Jokowi dapat menyelesaikan tugasnya hingga akhir dengan baik tanpa halangan,” tuturnya.

Ritual mengarak foto Presiden Soekarno dan Patih Gajah Mada merupakan wujud bakti terhadap kedua tokoh yang berperan penting pada penyatuan wilayah Nusantara yang kini menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia.

“Eyang Patih Gajah Mada dengan Sumpah Palapa berikrar menyatukan Nusantara dan itu berhasil diwujudkan. Kemudian Bung Karno tampil mengusir penjajah Belanda dan Jepang dan memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia yang merupakan kelanjutan dari Nusantara,” kata dia.

Menurut Yuliono, upacara ruwatan tersebut digelar rutin setiap tahun dengan lokasi yang berpindah-pindah di Pulau Jawa dan Bali. *

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Cerita Mochammad Abdul Aziz, Jemaah Haji Termuda di Jatim, Gantikan Ayah yang Meninggal

Cerita Mochammad Abdul Aziz, Jemaah Haji Termuda di Jatim, Gantikan Ayah yang Meninggal

Surabaya
Asyik Berduaan dengan Pacar, Pria di Kota Malang Disabet Golok Orang Tidak Dikenal

Asyik Berduaan dengan Pacar, Pria di Kota Malang Disabet Golok Orang Tidak Dikenal

Surabaya
Pasutri Bojonegoro Bisa Haji dari Penghasilan Parkir, Sisihkan Uang untuk Infak

Pasutri Bojonegoro Bisa Haji dari Penghasilan Parkir, Sisihkan Uang untuk Infak

Surabaya
Kronologi Truk Ekspedisi Terbakar di Tol Solo-Madiun, Barang Muatan Ludes

Kronologi Truk Ekspedisi Terbakar di Tol Solo-Madiun, Barang Muatan Ludes

Surabaya
Bom Ikan Meledak di Pasuruan Jatim, Satu Orang Tewas

Bom Ikan Meledak di Pasuruan Jatim, Satu Orang Tewas

Surabaya
Siswa SMAN 2 Kota Batu Raih Medali Emas Kejuaraan Internasional Sepeda Downhill di Malaysia

Siswa SMAN 2 Kota Batu Raih Medali Emas Kejuaraan Internasional Sepeda Downhill di Malaysia

Surabaya
Truk Ekspedisi Terbakar di Tol Solo-Madiun, Paket dalam Boks Hangus

Truk Ekspedisi Terbakar di Tol Solo-Madiun, Paket dalam Boks Hangus

Surabaya
Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Surabaya
Istri Meninggal Pasca Cabut Gigi Bungsu, Suami Bertekad Cari Keadilan

Istri Meninggal Pasca Cabut Gigi Bungsu, Suami Bertekad Cari Keadilan

Surabaya
Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Berawan

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Berawan

Surabaya
Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah

Surabaya
Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah

Surabaya
Polisi di Situbondo Gagalkan Jual Beli 8,9 Ton Pupuk Subsidi

Polisi di Situbondo Gagalkan Jual Beli 8,9 Ton Pupuk Subsidi

Surabaya
Banjir Rob Terjang Belasan Rumah Warga di Situbondo

Banjir Rob Terjang Belasan Rumah Warga di Situbondo

Surabaya
70 Calon Haji di Embarkasi Surabaya Batal Berangkat Tahun 2024

70 Calon Haji di Embarkasi Surabaya Batal Berangkat Tahun 2024

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com