Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Arus Kendaraan di Kota Batu Meningkat 100 Persen, Polisi Sempat Terapkan "One Way"

Kompas.com, 23 April 2023, 17:36 WIB
Nugraha Perdana,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

BATU, KOMPAS.com - Arus kendaraan bermotor mulai terlihat ramai memasuki Kota Batu, Jawa Timur pada Minggu (23/4/2023) siang. Satlantas Polres Batu menerapkan sistem satu arah atau one way selama satu jam untuk mengurai keramaian kendaraan yang ada.

Kendaraan dari arah exit tol Karanglo, Kabupaten Malang mulai pertigaan Pendem, Jalan Ir Soekarno, Kota Batu diarahkan satu arah ke Jalan Dewi Sartika.

"Jadi, ini merupakan langkah yang diambil untuk mengurai kepadatan arus lalu lintas yang ada di perbatasan Malang dan Batu, khususnya pada Simpang Pendem. Dikuras untuk naik ke atas, ke Kota Batu," kata Kasat Lantas Polres Batu, AKP Lya Ambarwati pada Minggu (23/4/2023).

Baca juga: Arus Balik Lebaran, Pelabuhan Bakauheni Khusus Melayani Sepeda motor, Mobil Pribadi dan Bus

Sedangkan arah sebaliknya, pengendara dari arah Kota Batu yang hendak turun menuju Kota Malang atau Kabupaten Malang dilewatkan belok kanan melalui Jalan Dewi Sartika - Jalan Raya Oro-Oro Ombo.

"Dari atas, dialihkan sementara ke jalur-jalur alternatif. Di Jalan Oro-Oro Ombo atau Wukir," katanya.

Penerapan sistem one way itu dimulai pukul 12.00 - 13.00 WIB. Sepanjang Jalan Ir Soekarno terlihat kendaraan dapat terurai dan lengang. Terlihat setiap depan gang ditempatkan petugas kepolisian untuk membantu memberitahu informasi terkait penerapan satu arah.

Namun, arus kendaraan di Jalan Raya Oro-Oro Ombo terpantau agak padat.

"Sementara ini di Oro-Oro Ombo jalur dalam belum ada masalah di sana. Petugas sudah ditempatkan di sana, jadi mengarahkan yang mau ke Malang atau Surabaya. Petugas juga berjaga pada area-area persimpangan," katanya.

Untuk pelaksanaan sistem satu arah melihat situasi dan kondisi arus kendaraan selama libur Lebaran 2023. Namun, diutamakan penerapan dilakukan saat siang hari.

"Ini situasional siang hari. Karena orang yang berwisata itu pada siang hari. Kemudian dibatasi dengan melihat situasi di lapangan. Jadi, kiranya yang dari pintu keluar Karanglo sudah dialihkan, dan sudah ada penumpukan, dibuka satu arah menuju Kota Batu," katanya.

"Pelaksanaan dibatasi kurang lebih selama satu jam. Melihat, sekiranya sudah mencair akan dinormalkan kembali. Selama Operasi Ketupat akan dilaksanakan skema ini, selama musim libur Lebaran," tambahnya.

Sedangkan, sistem satu arah saat sore hari atau wisatawan balik dari arah Kota Batu menuju turun ke Kota Malang dan Kabupaten Malang tidak dilakukan.

Baca juga: Macet, One Way Secara Bergantian Diberlakukan di Jalur Puncak Bogor

"Untuk turun, belum kami berlakukan, karena nanti akan ada penumpukan pada Simpang Pendem. Kalau turun normal, dan bisa dilakukan pengalihan arus, melalui Oro-Oro Ombo, Bendo dan lainnya," katanya.

Lebih lanjut, saat ini volume kendaraan yang masuk ke Kota Batu meningkat 100 persen dibanding pada hari biasanya. Terlihat kendaran roda empat dan dua seperti plat W dari Sidoarjo, plat L dari Surabaya dan lainnya melintas.

Selain berwisata, masyarakat juga ada yang masih bersilaturahmi ke sanak saudara dalam momen libur Hari Raya Idul Fitri 1444 H.

"Volume kendaraan, ada peningkatan kurang lebih 100 persen. Normalnya kalau libur 70 persen dari normal," katanya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau