Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diperkirakan Berusia 130 Tahun, Nenek di Kota Batu Ini Sering Makan Sayur dan Tahu Tempe

Kompas.com - 12/03/2023, 17:50 WIB
Nugraha Perdana,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Seorang nenek bernama Waniti asal Kota Batu, Jawa Timur diyakini saat ini berusia 130 tahun oleh keluarga besarnya. Hal ini karena menyesuaikan kerabatnya yang lain telah meninggal beberapa puluh tahun lalu di usia 100 tahun. Adik Waniti yang terakhir meninggal di atas usia 100 tahun

Namun, berdasarkan data KTP, Waniti lahir pada 2 April 1919 sehingga saat ini berusia 104 tahun. Dia tercatat sebagai warga Jalan Diponegoro Gang VA 1, Dusun Junwatu, Desa Junrejo, Kota Batu.

Cucu Waniti, Anggi Dwi Supramana (35) mengatakan, neneknya dilahirkan dari pasangan Mbah Kasbi dan Mbah Arki. Waniti adalah anak ketujuh dari delapan bersaudara dan satu-satunya yang masih hidup.

Baca juga: Kronologi Nenek Penjual Kue Dianiaya ASN di Gowa, Pelaku Emosi Tak Diutangi Korban

"Soal valid tidaknya saya tidak tahu karena rata-rata sesepuh kan tidak ingat kelahirannya. Dulu, Mbah ini termasuk tokoh yang babat alas di Dusun Keliran, Desa Bulukerto,'' kata cucu Waniti pada Minggu (12/3/2023).

Saat ini, Waniti tinggal bersama anaknya yang juga sudah berusia lanjut bernama Ngatminah (83). Ngatminah merupakan anak satu-satunya anak Waniti yang masih hidup.

Waniti yang memiliki 12 anak tampak sehat meski hanya bisa berada di atas sofa ruang tamu. Indra penglihatannya sudah melemah. Matanya hanya bisa menerawang.

Begitu juga pendengarannya yang sudah tidak seperti saat muda dulu. Sesekali, Waniti berbicara jika hanya tahu ada orang di sekitarnya.

Sementara daya ingat Waniti masih tajam dan bisa mengenali sanak saudaranya yang datang ke rumahnya tanpa melihat.

"Mbah juga tahu sebentar lagi masuk bulan Ramadhan. Walaupun penglihatan dan pendengarannya sudah tidak sempurna seperti dulu lagi, tetapi bisa saja hafal seperti satu per satu cucunya yang datang," katanya.

Selain duduk di sofa, Waniti biasanya menghabiskan waktu dengan berjemur ketika pagi hari. Anggi menyampaikan, Waniti tergolong orang yang mandiri walau di usia senjanya.

Nenek buyutnya selalu marah atau menolak ketika dibantu berjalan. Padahal, sekitar 6 bulan lalu, Waniti mengalami jatuh di kamar mandi.

"Mbah masih merasa kondisinya sehat selalu,'' katanya.

Baca juga: 100 Tahun Observatorium Bosscha Bertahan dari Polusi Nyala Lampu Kota

Soal rahasia umur panjang, Waniti hanya mengonsumsi makanan sehat dan tidak aneh-aneh.

''Jarang makan daging. Lebih banyak makan sayur mayur dan tahu tempe,'' katanya.

Berdasarkan hasil medical check-up pada Januari lalu, tak ditemukan riwayat penyakit di tubuh Waniti.

"Hanya satu saja, asam lambung karena memang pola makannya sudah tidak teratur. Terakhir, dari pihak puskesmas juga sering ke sini,'' katanya.

Anggi mengungkapkan Waniti dulu sering bercerita masa penjajahan kolonial Belanda. Saat itu, yang diingat Waniti hanya momen pelariannya bersembunyi dari kejaran tentara Belanda. Bahkan, Waniti juga pernah melihat kantor Belanda di Junrejo dibakar penduduk.

"Sekarang kalau cerita seputar masa lalu seperti waktu panen apel, pernah dilangkahi macan,'' katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Gunung Semeru Kembali Meletus, Keluarkan Asap Setinggi 1.500 Meter

Gunung Semeru Kembali Meletus, Keluarkan Asap Setinggi 1.500 Meter

Surabaya
Cerita Warga yang Dusunnya Terisolasi akibat Banjir Lahar Semeru

Cerita Warga yang Dusunnya Terisolasi akibat Banjir Lahar Semeru

Surabaya
Kronologi Siswi di Sukabumi Meninggal Saat Seleksi Paskibraka,Sempat Pingsan Usai Lari 12 Menit

Kronologi Siswi di Sukabumi Meninggal Saat Seleksi Paskibraka,Sempat Pingsan Usai Lari 12 Menit

Surabaya
Polisi Telah Periksa Terduga Pelaku Kekerasan pada Anak Isa Bajaj, Status Masih Saksi

Polisi Telah Periksa Terduga Pelaku Kekerasan pada Anak Isa Bajaj, Status Masih Saksi

Surabaya
Kronologi Suami Istri di Lumajang Tewas Terseret Banjir Lahar Gunung Semeru Sepulang Silaturahmi

Kronologi Suami Istri di Lumajang Tewas Terseret Banjir Lahar Gunung Semeru Sepulang Silaturahmi

Surabaya
Jasad Bapak dan Anak yang Tercebur di Sungai Kalimas Gresik Ditemukan

Jasad Bapak dan Anak yang Tercebur di Sungai Kalimas Gresik Ditemukan

Surabaya
PDI-P Persilakan Anang Hermansyah Ikut Pendaftaran Bacabup-Bacawabup Jember

PDI-P Persilakan Anang Hermansyah Ikut Pendaftaran Bacabup-Bacawabup Jember

Surabaya
TKW Asal Madiun Robohkan Rumah Miliknya Usai Diceraikan Suami

TKW Asal Madiun Robohkan Rumah Miliknya Usai Diceraikan Suami

Surabaya
DPC PDI-P Jember Buka Pendaftaran Bacabup Bacawabup Pilkada 2024

DPC PDI-P Jember Buka Pendaftaran Bacabup Bacawabup Pilkada 2024

Surabaya
3 Dusun di Lumajang Terisolasi Imbas Jembatan Putus akibat Banjir Lahar Semeru

3 Dusun di Lumajang Terisolasi Imbas Jembatan Putus akibat Banjir Lahar Semeru

Surabaya
UPDATE Banjir dan Longsor Lumajang, 3 Meninggal dan 17 Jembatan Rusak

UPDATE Banjir dan Longsor Lumajang, 3 Meninggal dan 17 Jembatan Rusak

Surabaya
Petasan Meledak Jelang Pernikahan di Bangkalan, Calon Pengantin Kritis

Petasan Meledak Jelang Pernikahan di Bangkalan, Calon Pengantin Kritis

Surabaya
Ledakan Petasan di Bangkalan Terdengar Keras, Warga: Dikira Bom

Ledakan Petasan di Bangkalan Terdengar Keras, Warga: Dikira Bom

Surabaya
Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Surabaya
Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com