Salin Artikel

Diperkirakan Berusia 130 Tahun, Nenek di Kota Batu Ini Sering Makan Sayur dan Tahu Tempe

Namun, berdasarkan data KTP, Waniti lahir pada 2 April 1919 sehingga saat ini berusia 104 tahun. Dia tercatat sebagai warga Jalan Diponegoro Gang VA 1, Dusun Junwatu, Desa Junrejo, Kota Batu.

Cucu Waniti, Anggi Dwi Supramana (35) mengatakan, neneknya dilahirkan dari pasangan Mbah Kasbi dan Mbah Arki. Waniti adalah anak ketujuh dari delapan bersaudara dan satu-satunya yang masih hidup.

"Soal valid tidaknya saya tidak tahu karena rata-rata sesepuh kan tidak ingat kelahirannya. Dulu, Mbah ini termasuk tokoh yang babat alas di Dusun Keliran, Desa Bulukerto,'' kata cucu Waniti pada Minggu (12/3/2023).

Saat ini, Waniti tinggal bersama anaknya yang juga sudah berusia lanjut bernama Ngatminah (83). Ngatminah merupakan anak satu-satunya anak Waniti yang masih hidup.

Waniti yang memiliki 12 anak tampak sehat meski hanya bisa berada di atas sofa ruang tamu. Indra penglihatannya sudah melemah. Matanya hanya bisa menerawang.

Begitu juga pendengarannya yang sudah tidak seperti saat muda dulu. Sesekali, Waniti berbicara jika hanya tahu ada orang di sekitarnya.

Sementara daya ingat Waniti masih tajam dan bisa mengenali sanak saudaranya yang datang ke rumahnya tanpa melihat.

Selain duduk di sofa, Waniti biasanya menghabiskan waktu dengan berjemur ketika pagi hari. Anggi menyampaikan, Waniti tergolong orang yang mandiri walau di usia senjanya.

Nenek buyutnya selalu marah atau menolak ketika dibantu berjalan. Padahal, sekitar 6 bulan lalu, Waniti mengalami jatuh di kamar mandi.

"Mbah masih merasa kondisinya sehat selalu,'' katanya.

Soal rahasia umur panjang, Waniti hanya mengonsumsi makanan sehat dan tidak aneh-aneh.

''Jarang makan daging. Lebih banyak makan sayur mayur dan tahu tempe,'' katanya.

Berdasarkan hasil medical check-up pada Januari lalu, tak ditemukan riwayat penyakit di tubuh Waniti.

"Hanya satu saja, asam lambung karena memang pola makannya sudah tidak teratur. Terakhir, dari pihak puskesmas juga sering ke sini,'' katanya.

Anggi mengungkapkan Waniti dulu sering bercerita masa penjajahan kolonial Belanda. Saat itu, yang diingat Waniti hanya momen pelariannya bersembunyi dari kejaran tentara Belanda. Bahkan, Waniti juga pernah melihat kantor Belanda di Junrejo dibakar penduduk.

"Sekarang kalau cerita seputar masa lalu seperti waktu panen apel, pernah dilangkahi macan,'' katanya.

https://surabaya.kompas.com/read/2023/03/12/175006178/diperkirakan-berusia-130-tahun-nenek-di-kota-batu-ini-sering-makan-sayur

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke