Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bayi Lahir Tanpa Tempurung Kepala di Ponorogo, Ini Kata Dokter soal Penyebabnya

Kompas.com - 29/12/2022, 16:38 WIB
Muhlis Al Alawi,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

PONOROGO, KOMPAS.com- Dokter spesialis anak RSUD dr. Hardjono Ponorogo, Kautsar Pratusdia Eko Binuko menyebutkan, kurangnya asupan asam folat dan zat besi menjadi salah satu penyebab terjadinya kasus kelahiran bayi tanpa tempurung kepala.

Kasus tersebut salah satunya terjadi pada bayi di Ponorogo, Jawa Timur.

Baca juga: Cerita Pilu Bayi di Ponorogo, Lahir Tanpa Tempurung Kepala

Selain asupan, faktor ibu kandung yang terinfeksi saat masa kehamilan juga menunjang terjadinya kelahiran bayi tanpa tempurung kepala.

“Kasus ini terjadi lantaran saat ibu mengandung mungkin kekurangan asam folat, zat besi hingga menyebabkan anemia. Selain itu ibunya mungkin selama hamil mengalami infeksi TORCH (Toxoplasma, Rubella dan Citomegalovirus),” kata Kautsar, Kamis (29/12/2022).

Baca juga: Peringati Hari Antikorupsi Sedunia, Pria di Ponorogo Gelar Unjuk Rasa Tunggal

Kautsar menyatakan, biasanya infeksi TORCH tersebut menyerang ibu hamil pada usia 8 hari sampai akhir minggu ke-7 usia kehamilan.

Menurut Kautsar, kurangnya asam folat, zat besi dan terserang infeksi TORCH mengakibatkan gagalnya pembentukan tempurung kepala.

Ia mengatakan kasus kelahiran bayi tanpa tempurung kepala disebut dengan istilah anensefali. Kejadian itu sangat langka dan angkanya kurang dari 15.000 kasus pertahun.

“Otak itu dibentuk di usia delapan hari sampai akhir minggu ke-7 kehamilan. Jadi ketika ada gangguan di masa itu sangat mungkin bayi terlahir anensefali,” ungkap Kautsar.

Dia mengungkapkan, dalam kasus itu tidak hanya tempurung otak saja yang tidak terbentuk tapi banyak bagian otak lainnya.

“Pada bayi yang mengalami anensefali, seringkali otaknya kekurangan sebagian atau seluruh serebrum, yaitu area otak yang bertanggung jawab untuk berpikir, melihat, mendengar, menyentuh, dan bergerak termasuk mengatur pola napas dan denyut jantung,” jelas Kautsar.

Baca juga: Penjual Makanan Ditemukan Tewas di Teras Toilet SPBU di Ponorogo

Ia mengatakan, ketika perkembangan otak sudah mengganggu sistem napas dan denyut jantung maka bisa terjadi henti napas dan henti jantung. 

Terkait tindakan operasi yang dapat dilakukan bagi bayi dengan kondisi tanpa tempurung kepala, Kautsar mengatakan, operasi akan berisiko tinggi bagi bayi.

Diberitakan sebalumnya, Maya Mujayani (21) tak menyangka anak pertamanya lahir tanpa tempurung kepala dan mengalami kelainan bagian bibir.

Istri Tulus Heri Siswono (24), warga Dusun Tanggur, Desa Karangan, Kecamatan Badegan, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur tersebut baru mengetahui anak perempuan yang akan dilahirkan memiliki kelainan setelah dokter kandungan memeriksa kondisinya.

“Saya baru mengetahui anak saya akan lahir seperti itu setelah memeriksakan kandungan saya pada usia tujuh bulan. Saat pemeriksaan awal di bidan pada usia kandungan masih muda tidak ada apa-apa,” ujar Maya, Rabu (28/12/2022).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Oknum ASN di Situbondo Ditahan Terkait Kasus Penipuan Jual Beli Tanah

Oknum ASN di Situbondo Ditahan Terkait Kasus Penipuan Jual Beli Tanah

Surabaya
Pasangan Jaddin-Arismaya Daftar Pilkada Jember Jalur Independen

Pasangan Jaddin-Arismaya Daftar Pilkada Jember Jalur Independen

Surabaya
Pulang dari Taiwan, Seorang Ayah di Tulungagung Bunuh Anak Balitanya

Pulang dari Taiwan, Seorang Ayah di Tulungagung Bunuh Anak Balitanya

Surabaya
Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Senin 13 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Senin 13 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Surabaya
Cerita Mochammad Abdul Aziz, Jemaah Haji Termuda di Jatim, Gantikan Ayah yang Meninggal

Cerita Mochammad Abdul Aziz, Jemaah Haji Termuda di Jatim, Gantikan Ayah yang Meninggal

Surabaya
Asyik Berduaan dengan Pacar, Pria di Kota Malang Disabet Golok Orang Tidak Dikenal

Asyik Berduaan dengan Pacar, Pria di Kota Malang Disabet Golok Orang Tidak Dikenal

Surabaya
Pasutri Bojonegoro Bisa Haji dari Penghasilan Parkir, Sisihkan Uang untuk Infak

Pasutri Bojonegoro Bisa Haji dari Penghasilan Parkir, Sisihkan Uang untuk Infak

Surabaya
Kronologi Truk Ekspedisi Terbakar di Tol Solo-Madiun, Barang Muatan Ludes

Kronologi Truk Ekspedisi Terbakar di Tol Solo-Madiun, Barang Muatan Ludes

Surabaya
Bom Ikan Meledak di Pasuruan Jatim, Satu Orang Tewas

Bom Ikan Meledak di Pasuruan Jatim, Satu Orang Tewas

Surabaya
Siswa SMAN 2 Kota Batu Raih Medali Emas Kejuaraan Internasional Sepeda Downhill di Malaysia

Siswa SMAN 2 Kota Batu Raih Medali Emas Kejuaraan Internasional Sepeda Downhill di Malaysia

Surabaya
Truk Ekspedisi Terbakar di Tol Solo-Madiun, Paket dalam Boks Hangus

Truk Ekspedisi Terbakar di Tol Solo-Madiun, Paket dalam Boks Hangus

Surabaya
Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Surabaya
Istri Meninggal Pasca Cabut Gigi Bungsu, Suami Bertekad Cari Keadilan

Istri Meninggal Pasca Cabut Gigi Bungsu, Suami Bertekad Cari Keadilan

Surabaya
Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Berawan

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Berawan

Surabaya
Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com