BATU, KOMPAS.com - Memasuki musim penghujan, Dinas Kesehatan Kota Batu mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap penyakit kencing tikus atau leptospirosis.
Imbauan itu disampaikan setelah ada temuan satu kasus leptospirosis di Kota Batu.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Batu, Kartika Trisulandari mengatakan, temuan itu berdasarkan data yang dimiliki Dinkes Kota Batu, sejak Januari 2022 hingga 15 November 2022.
Saat ini penderita telah sembuh setelah mendapatkan penanganan yang baik.
Baca juga: 3 Pasien di Lumajang Positif Leptospirosis, Dinkes: Mereka Sudah Sembuh Total
Dia menyampaikan, penyakit kencing tikus merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Leptospira. Bakteri itu dapat menyebar melalui urine atau darah hewan yang terinfeksi.
Selain itu, penyakit kencing tikus biasanya juga dapat menyebar melalui air atau tanah yang telah terkontaminasi oleh urine hewan pembawa bakteri Leptospira.
"Beberapa hewan bisa menjadi perantara penyebaran leptospirosis seperti tikus, sapi, anjing, dan babi. Seseorang juga dapat terserang leptospirosis, jika terkena urine hewan tersebut, atau kontak dengan air atau tanah yang telah terkontaminasi," kata Kartika pada Selasa (15/11/2022).
Baca juga: 1 Warga Tulungagung Meninggal karena Leptospirosis, Ini Gejalanya
Kartika mengimbau kepada seluruh warga Kota Batu untuk waspada dan menerapkan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) dalam kehidupan sehari-hari untuk mencegah penyakit Leptospirosis.
"PHBS dengan menjaga lingkungan agar tetap bersih, menggunakan pelindung (sepatu boot) saat beraktifitas di genangan air," katanya.
Dikutip dari artikel Health Kompas.com, adapun gejala leptospirosis terkadang mirip dengan masalah kesehatan lain, seperti flu, misalnya demam tinggi, sakit kepala, badan panas dingin, nyeri otot atau sekujur tubuh sakit
Lalu, muntah-muntah, kulit dan bagian mata yang putih jadi berwarna kekuningan, mata merah, sakit perut, diare, dan kulit ruam-ruam tanpa sebab jelas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.