Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Arus Balik Mulai Terlihat di Jembatan Suramadu, Pemudik Diimbau Pulang Usai Lebaran Ketupat

Kompas.com, 6 Mei 2022, 15:33 WIB
Muchlis,
Priska Sari Pratiwi

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Arus balik Lebaran mulai terpantau di Jembatan Suramadu, sisi Bangkalan pada Jumat (6/5/2022). 

Sejumlah kendaraan roda dua dan roda empat terlihat meninggalkan Pulau Madura untuk kembali ke daerah asalnya.

Salah satunya, Fauzan Aditya bersama istri dan anaknya yang akan kembali ke daerah Trenggalek, Jawa Timur.

Meski libur Lebaran masih sampai 8 Mei mendatang, Fauzan mengaku memilih pulang pada H+4 karena tak ingin lapak jualannya terlalu libur.

Baca juga: Antisipasi Kemacetan di Pasar Tumpah Bangkalan, Polisi Siapkan Jalur Alternatif

"Saya dekat kok (pulangnya). Saya jualan sate sama bubur kacang ijo di sana. Eman, biar nggak terlalu lama libur," terang Fauzan saat dijumpai di Jembatan Suramadu oleh Kompas.com, Jumat.

Ia mengatakan, nanti tepat malam Lebaran ketupat akan kembali lagi ke kampungnya di Bangkalan. Lebaran ketupat merupakan tradisi yang biasanya dirayakan sepekan usai 1 Syawal atau H1 Lebaran. 

"Desa saya di Kemuning, Kecamatan Tragah Bangkalan, deket kok. Nanti juga akan pulang lagi," ungkap dia.

Fauzan mengendarai sepeda motor matic yang di bagian penumpangnya sudah dipasang dua kayu yang diikat pada besi jok. Tempat itu dia manfaatkan untuk tempat tas ranselnya, sedangkan di tengah untuk anaknya yang masih berusia 3 tahun.

"Di depan ini buat barang  oleh-oleh tetangga, ada salak, ada kerupuk rengginang juga," sebut dia.

Baca juga: Mulai Menurun, 21.000 Kendaraan Masuk ke Puncak Bogor

Terpisah, pengendara mobil Rush putih yang dikendarai oleh Afrizal (42), warga Semarang juga akan pulang ke tempat rantauannya di Jakarta.

Namun sebelum kembali ke Jakarta dirinya akan pulang lebih dulu ke rumah ibunya di Semarang.

"Iya ini mau pulang ke rumah ibu dulu. Dari rumah istri di Pamekasan sudah. Jadi biar tuntas semuanya," kata Rizal kepada Kompas.com.

Pulang setelah lebaran ketupat

Kepala Unit Keamanan dan Keselamatan (Kamsel) Ipda Wiwit Heru S, menjelaskan bahwa sejak Jumat pagi, jalur dari arah utara ke selatan di pintu masuk Jembatan Suramadu sisi Bangkalan kendaraan mulai ada peningkatan.

"Tadi pagi sudah ada yang balik itu, baik roda dua atau roda empat. Jadi  mulai ada yang meninggalkan Pulau Madura ini," sebut dia.

Namun kedua arah jalan tersebut terpantau masih sangat lancar dan normal. Tidak ada penumpukan kendaraan.

"Ini akan terus bertambah ya sampai Lebaran ketupat, bahkan besoknya bisa jadi lebih banyak. Ini puncaknya dari tanggal 8, 9, 10 (Mei) itu," ucap dia.

Baca juga: Kapal Cepat Terbakar di Tanjung Benoa, 6 Wisatawan Langsung Menceburkan Diri ke Laut

Wiwit meminta agar masyarakat tidak terlalu buru-buru untuk kembali ke tempat rantauannya karena diprediksi tiga hari ke depan volume kendaraan akan terus meningkat.

"Jadi buat tretan-tretanku yang hendak kembali di tempat rantauannya yang jarak cukup dekat, seperti Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Mojokerto bahkan Malang, agar tidak dilakukan sekarang. Nanti saja setelah Lebaran ketupat, agar jalannya lengang dan bisa lebih santai," pungkas dia.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau