KOMPAS.com - Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Jawa Timur Ahmad Nawardi mengatakan, rencana impor besar oleh pemerintah pusat hanya akan merusak harga pasar petani lokal.
Ahmad mengaku mendapatkan banyak keluhan dari kelompok petani di Jatim beberapa hari terakhir.
Baca juga: Jatim Lumbung Pangan, Khofifah Diminta Tolak Kebijakan Impor Beras
Para petani khawatir nantinya gara-gara impor, beras yang mereka hasilkan tidak terserap.
Untuk itu dia mendesak Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menolak rencana impor beras pemerintah.
Baca juga: Mendag Lutfi: Saya Jamin Tak Ada Impor Beras Saat Panen Raya
Jatim, kata dia, adalah lumbung pangan yang produksi berasnya selalu surplus.
"Jadi, saya minta Ibu Gubernur menolak rencana impor beras. Beras impor hanya merusak harga beras petani lokal," kata Ahmad, saat dikonfirmasi, Jumat (19/3/2021).
"Kalau hanya lewat dan bongkar muat tidak masalah, tapi kalau sampai masuk ke pasar Jatim jangan," tegas dia.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur pada 15 Oktober 2020, Jatim menempati peringkat pertama sebagai produsen padi terbesar di Indonesia tahun 2020.
Produksi padi Jatim meningkat 0,44 juta ton dari 9,58 juta ton pada 2019 menjadi 10,02 juta ton di 2020.
Tidak hanya itu, surplus produksi beras Jawa Timur pun meningkat di tahun 2020 ini.
Dari yang sebelumnya hanya sebesar 1,28 juta ton pada tahun 2019, menjadi 1,50 juta ton di tahun 2020.