Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

52 KK Warga Madiun Akan Direlokasi karena Jadi Langganan Banjir Tiap Tahun

Kompas.com, 11 Desember 2025, 15:40 WIB
Muhlis Al Alawi,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

MADIUN, KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Madiun segera merelokasi 52 kepala keluarga (KK) yang tinggal di Desa Kebonduren, Desa Kenongorejo, Kecamatan Pilangkenceng, Kabupaten Madiun, Jawa Timur.

Relokasi dilakukan lantaran setiap tahunnya 52 KK yang tinggal desa tersebut menjadi langganan banjir saat musim penghujan tiba.

Bupati Madiun, Hari Wuryanto menyatakan bahwa relokasi dilakukan setelah ada kajian dan rekomendasi dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur dan tim Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).

Tak hanya Kebonduren, Pemkab Madiun juga akan merelokasi 12 KK yang tinggal di daerah terdampak tanah retak di Desa Mendak, Kecamatan Dagangan.

“Relokasi sudah kami proses. Selain 52 KK di Kebonduren, 12 rumah yang terdampak tanah retak di Mendak, Kecamatan Dagangan juga akan direlokasi tahun depan,” kata Hari Wuryanto usai memimpin apel kesiapsiagaan bencana hidrometeorologi di Desa Kuwu, Kecamatan Balerejo, Madiun, Kamis (11/12/2025).

Baca juga: Madiun Kirim 3 Truk Berisi Bahan Pokok dan Obat-Obatan untuk Korban Bencana Sumatera

Pria yang akrab disapa Hari Wur itu menyatakan bahwa relokasi akan dilakukan pada tahun 2026.

Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPBD Kabupaten Madiun, Boby Saktia Putra Lubis menyebut bahwa relokasi menjadi opsi yang harus dilakukan lantaran Kebonduren menjadi langganan banjir setiap tahunnya.

Untuk itu, Pemkab Madiun melalui Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman sudah menindaklanjuti dengan program relokasi 52 KK tahun depan.

"Jadi sudah ada tindak lanjutnya dari Dinas Perkim. Rencana tahun depan akan direlokasi 52 KK,” kata Boby.

Boby mengatakan, 12 KK yang rumahnya terdampak tanah retak juga akan dilakukan relokasi berdasarkan kajian tim BPBD Jatim dan ITS.

Menurut dia, hasil kajian itu menyebutkan setidaknya sekitar 25 hektar tanah di wilayah itu sudah mulai lapuk.

Baca juga: Petani di Madiun Menjerit, Limbah MBG Diduga Cemari Sawah

Banjir di Madiun

Diberitakan sebelumnya, sebanyak 53 rumah di Dusun Kebunduren, Desa Kenongorejo, Kecamatan Pilangkenceng, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, terendam banjir kiriman pada 1 April 2024.

Ketinggian banjir yang merendam rumah warga mencapai dua meter. Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Madiun, Boby Saktia Putra Lubis mengatakan, hujan lebat yang melanda Kabupaten Bojonegoro dan Kabupaten Madiun mengakibatkan banjir kiriman melalui sungai sekitar Dusun Kebonduren.

"Hujan dengan intensitas sedang lebat terjadi sekitar pukul 15.00 hingga pukul 18.00 WIB. Tak lama kemudian banjir melanda desa tersebut," kata Boby saat itu.

“Air banjir yang merendam rumah warga ketinggian mencapai dua meter," ujarnya lagi.

Baca juga: Musim Hujan, Ular Kobra dan Piton Bermunculan di Rumah dan Gudang Warga Madiun

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar yang Curi Perhiasan Emas Bergaji Rp 3 Juta Lebih
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar yang Curi Perhiasan Emas Bergaji Rp 3 Juta Lebih
Surabaya
Syukur Aziz Jalani Hidup dengan Upah Rp 1.300 per Barang sebagai Kurir Paket
Syukur Aziz Jalani Hidup dengan Upah Rp 1.300 per Barang sebagai Kurir Paket
Surabaya
Hujan Deras, Tanah Longsor Timpa Rumah Warga di Madiun
Hujan Deras, Tanah Longsor Timpa Rumah Warga di Madiun
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau