Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serbuk Kayu Selimuti Desa Parengan Sidoarjo, Sebabkan Gangguan Pernapasan

Kompas.com, 10 Desember 2025, 18:56 WIB
Jack Robby Damarjati,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

SIDOARJO, KOMPAS.com - Warga Dusun Parengan, Desa Kraton, Kecamatan Krian, Kabupaten Sidoarjo, mengeluhkan sebaran serbuk kayu yang sejak satu minggu terakhir terjadi di kawasan pemukiman mereka.

Keberadaan serbuk kayu yang terbawa angin tersebut tidak hanya membuat lingkungan menjadi kotor, tetapi juga menghambat aktivitas harian serta menimbulkan keluhan pernapasan

Menurut Nanang, warga setempat, puncak sebaran serbuk kayu terjadi pada Selasa (9/12/2025). Saat itu, serbuk kayu terbawa angin hingga menyelimuti ratusan rumah.

Tidak hanya partikel halus, warga juga menemukan serpihan-serpihan kayu berukuran kecil ikut tersebar hingga masuk ke teras dan bagian dalam rumah.

“Selasa kemarin itu puncaknya. Bukan cuma serbuk halus, tapi serpihan-serpihan kayu juga ikut terbawa angin sampai masuk ke rumah warga. Semua jadi kotor, membuat napas jadi sesak, sama mata perih kena serbuk kayu” kata Nanang, Rabu (10/12/2025).

Baca juga: Warga Pendowo Demo PT MMP di Temanggung, Keluhkan Bau Menyengat dan Serbuk Kayu

Nanang mengungkapkan, sebaran serbuk kayu yang setiap pagi menyelimuti permukiman warga Dusun Parengan merupakan kejadian pertama yang mereka alami.

Dia menuturkan, selama bertahun-tahun tinggal di kawasan tersebut, baru kali ini udara dipenuhi partikel halus hingga serpihan kayu yang masuk hingga ke rumah warga.

Menurut dugaan Nanang, sumber sebaran serbuk kayu itu kemungkinan berasal dari salah satu dari pabrik pengolahan kayu yang berada di kawasan Bypass Krian.

“Di bypass itu ada dua pabrik kayu, satunya sekitar 500 meter dari pemukiman, satunya sekitar 2 kilometer dari pemukiman, kami tidak bisa pastikan yang mana, soalnya dua pabrik itu tidak ada nama pabriknya," ujarnya.

Baca juga: Jalan Purworejo-Magelang Licin Dibanjiri Solar Usai Kecelakaan, Ruas Ditaburi Serbuk Kayu

Sementara itu, warga lainnya, Wahyu mengatakan bahwa dia mendapat informasi serbuk kayu itu tersebar sampai ke pemukiman warga diduga karena kerusakan blower.

"Katanya blower sirkulasi pengolahan kayunya itu rusak, makanya serbuknya terbang ke mana-mana terbawa angin. Setelah diperbaiki, mulai pagi tadi (Rabu) sudah tidak ada sebaran serbuknya lagi," katanya.

Warga pun berharap pengelola pabrik segera melakukan evaluasi dan penanganan secara dini alat produksi pengolahan kayu mereka, agar dampak polusi serbuk kayu tidak kembali terjadi dan mengganggu kesehatan dan kenyamanan masyarakat.

Baca juga: Warga Pendowo Demo PT MMP di Temanggung, Keluhkan Bau Menyengat dan Serbuk Kayu

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau