LUMAJANG, KOMPAS.com - Para pendaki Gunung Semeru yang sempat tertahan di Ranukumbolo saat terjadi erupsi, mengaku tidak merasakan dampak apapun.
Sebelumnya, sebanyak 178 pendaki dilaporkan tertahan di Ranukumbolo saat Gunung Semeru mengalami erupsi pada Rabu (19/11/2025).
Ratusan pendaki itu kemudian dievakuasi dari Ranukumbolo pada Kamis (20/11/2025) dalam kondisi selamat.
Nisvi, salah satu pendaki mengatakan, saat erupsi terjadi, ia dan rombongannya masih dalam perjalanan menuju Ranukumbolo.
Sesampainya di sana, ia diberi tahu oleh petugas bahwa Gunung Semeru mengalami erupsi.
Baca juga: BBTNBTS Bantah Pendaki Terjebak di Ranukumbolo: Kita Minta Tetap Bermalam
"Jadi itu pertama kalinya tuh waktu kami baru banget nyampe Ranu Kumbolo, terus ada kabar dari guidenya tuh bilang kalau ini lagi erupsi gitu," kata Nisvi kepada BBTNBTS yang dikutip Kompas.com pada Rabu (3/12/2025).
"Kami sampai sana jam 4 dan kebetulan informasinya kan baru meletusnya, erupsinya jam 4:00 sore juga. Jadi kami baru tahu mungkin 04.30 atau jam 5 baru dikasih tahu," lanjutnya.
Nisvi menyebut, saat erupsi terjadi para pendaki yang berada di Ranukumbolo tidak merasakan dampak apapun, termasuk guyuran abu vulkanik.
Menurutnya, sepanjang jalan hingga sampai di Ranukumbolo saat itu hujan dan berkabut.
"Karena kami dari berangkat, dari berangkat hujan, habis itu di sana kabut jadi kami kurang kelihatan, tahunya cuman dari informasi foto atau video dari para guidenya," jelasnya.
Candrika, pendaki lainnya menjelaskan, saat itu petugas yang mendampingi pendakian memberikan informasi secara cepat dan mampu menenangkan para pendaki.
Sampai akhirnya, para pendaki dievakuasi turun dari Ranukumbolo pukul 09.00 WIB.
"Sangat bagus (pendampingnya). Soalnya kami ditemani terus, ditanyain kabarnya gimana, dikasih tahu juga informasinya, kondisinya, terus habis itu dikasih tahu videonya, separah apa erupsinya, jadi kami lebih tenang di sana," ujarnya.
Saat sampai di Ranupani, para pendaki langsung membuka ponsel masing-masing untuk memberikan kabar bahwa kondisinya sehat.
"Buka WA, kabarin orang tua, ternyata dapat WA yang banyak sekali dari teman-teman dan keluarga kami semua. Kami aman sekali di sana," pungkasnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang