PAMEKASAN, KOMPAS.com - Kepolisian Air dan Udara (Polairud) Polres Pamekasan mengungkap kronologi terdamparnya dua orang berkewarganegaraan Inggris di Desa Branta Pesisir, Kecamatan Tlanakan Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, Senin (1/12/2025).
Sebelumnya, sebuah perahu layar mendadak bersandar di Pelabuhan Branta pada Jumat, 28 November 2025, pukul 16.30 WIB.
Kapal jenis pesiar itu berisi dua penumpang berkewarganegaraan Inggris, Daniel Alexander dan John
Kasatpolair Polres Pamekasan Ipda Isrok Wahyudi mengungkapkan, kapal yang dinaiki dua warga Inggris mengalami masalah pada mesin.
"Setelah kami interogasi, mereka mengaku mengalami kendala pada mesin utama," katanya, Senin.
Baca juga: 2 Warga Inggris Terdampar di Pamekasan Jatim Akibat Mesin Perahu Layar Bermasalah
Menurut Isrok, dua WNA asal Inggris itu sudah mendeteksi ada masalah pada kapal pesiar mereka sebelum berangkat berlayar.
Namun, kedua warga asing yang berangkat dari Batam menuju Surabaya itu tetap nekad berlayar.
Nahasnya, di tengah perjalanan, mesin mengalami kendala di tengah laut sehingga keduanya menggunakan sistem pelayaran emergency.
"Untuk mencari perlindungan dan pertolongan mereka akhirnya merapat ke Pelabuhan Branta," ujar Isrok.
Baca juga: Didepak Indonesia, 23 Kontainer Radioaktif Terdampar 12 Hari di Filipina
Perahu layar jenis pesiar yang dibawa dua warga Inggris di Pelabuhan Branta Pesisir, Kecamatan Tlanakan, Kabupaten Pamekasan, Senin (1/12/2025)Isrok Wahyudi menyampaikan, sesuai keterangan dua warga Inggris, keputusan berlabuh di Pamekasan bukan hanya akibat faktor masalah pada mesin. Tapi juga akibat cuaca ekstrem yang terjadi di tengah laut.
Keduanya memutuskan menepi ke pantai, karena menilai gelombang yang cukup tinggi membahayakan kondisi perahu layar yang tengah bermasalah.
"Dengan mesin sedang bermasalah mereka tidak mengambil risiko dan memilih ke pelabuhan," kata Isrok.
Lebih lanjut, dia mengatakan, mesin kapal pesiar tersebut tidak mengalami kerusakan total tetapi masih harus menunggu alat dari luar negeri untuk dilakukan perbaikan.
Selain itu, Isrok menegaskan bahwa polair sudah memeriksa sejumlah dokumen perahu layar buatan Inggris tersebut.
Baca juga: Kapal Hypergamy asal Inggris Tiba di Bali, Trimaran Pertama yang Berlabuh di Benoa Marina
Kini, Polair masih terus melakukan pengawasan terhadap dua WNA asal Inggris dan kapal pesiar yang terdampar tersebut.
"Kami hanya bertugas mengawasi. Terutama keamanan dua warga Inggris dan keamanan negara," ujar Isrok.
Sebelumnya, Mulyadi (46), warga setempat sempat menceritakan detik-detik melihat kapal pesiar yang berlabuh di Pelabuhan Branta.
Dia mengatakan, munculnya kapal asing sempat menjadi perhatian nelayan. Sebab, perahu layar jenis pesiar itu baru dilihat oleh nelayan sekitar.
Menurut dia, warga terus mengamati kapal pesiar yang semakin mendekati pelabuhan hingga jaraknya hanya beberapa meter dari dermaga.
"Warga di sini saling bertanya asal kapal yang mendekat dan berlabuh. Sebab jenis perahunya baru dilihat oleh nelayan setempat," kata Mulyadi.
Namun, dia mengatakan, akhirnya warga tidak khawatir setelah sejumlah personil Polair melakukan penjagaan. Termasuk, saat dua warga Inggris turun dari kapal asing tersebut.
Baca juga: 2 Warga Inggris Terdampar di Pamekasan Jatim Akibat Mesin Perahu Layar Bermasalah
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang