PASURUAN, KOMPAS.com - Ratusan warga asal Dusun Gunung Bukor, Desa Sumberanyar, Kecamatan Nguling, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, menggelar aksi unjuk rasa di depan Markas Komando Latihan Tempur Marinir (Makolatmar) TNI Angkatan Laut pada Jumat (14/11/2025).
Mereka menolak rencana pembangunan Batalyon 15 Marinir yang lokasinya berdekatan dengan permukiman.
Dengan membawa sejumlah poster bernada penolakan, ratusan warga Gunung Bukor berjalan kaki menuju pintu gerbang Makolatmar.
Baca juga: 1.435 KK di Pasuruan Terdampak Banjir dengan Ketinggian 50 Sentimeter
Mereka membawa alat berat milik kontraktor dari lokasi proyek pembangunan. Alat berat itu dikembalikan langsung kepada pihak marinir sebagai simbol penolakan.
Arif, salah satu koordinator aksi menyebutkan bahwa lokasi pembangunan Batalyon berdekatan dengan permukiman warga. Mereka khawatir dengan keselamatan warga mengingat sejumlah insiden seperti peluru nyasar dan suara ledakan pernah dialaminya.
"Karena kami masih ingat beberapa kejadian yang dialami warga. Kami masih trauma. Untuk itu, TNI AL mengkaji ulang terhadap pembangunan Batalyon 15," jelasnya.
Baca juga: Pegawai Kemenhub Meninggal Saat Kegiatan di Puslatpur AL Grati
Tidak hanya warga, Eko Suryono, salah satu anggota DPRD Kabupaten Pasuruan mendukung aksi warga.
Menurut Eko, warga berhak untuk hidup secara tenang tanpa ada rasa was-was. Untuk itu, pemerintah harus hadir untuk melihat kondisi warga.
"Kami meminta agar Presiden Bapak Prabowo memperhatikan nasib warga. Selama ini warga yang sudah lama tinggal dan juga membayar pajak. Biarkan kami juga bisa hidup tenang," tegasnya.
Sementara itu, Komandan Pusat Latihan Khusus Kolatmar, Letkol. Mar. Alamsyah menjelaskan, pembangunan tersebut merupakan program pemerintah pusat. Pihaknya tidak akan melanjutkan proses apa pun sebelum ada dialog resmi dengan pemerintah daerah.
"Kami di sini hanya mengawasi, program pembangunan Batalyon 15 merupakan program dari pemerintah pusat. Semua aspirasi warga sudah kami sampaikan," jelasnya.
Setelah mendapat penjelasan dan proyek pembangunan Batalyon 15 dihentikan sementara, massa akhirnya membubarkan diri. Warga menunggu agenda pertemuan bersama Bupati Pasuruan dan TNI AL.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang