Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Mutilasi Istri Pejabat Pajak Manokwari, Paman: Kok Jahat, padahal Sudah Ditolong

Kompas.com, 13 November 2025, 21:07 WIB
Asip Agus Hasani,
Andi Hartik

Tim Redaksi

BLITAR, KOMPAS.com – Aresty Gunar Tinarga (38), istri pegawai pajak di Kabupaten Manokwari, Papua Barat, tewas dimutilasi tukang bangunan.

Pihak keluarga mengungkapkan kegetiran perasaan atas peristiwa tragis yang menimpa Aresty.

Paman Aresty, Supriyono, mengaku awalnya menyangka Aresty meninggal karena terjangkit penyakit malaria saat pertama kali mendengar kabar meninggalnya sang keponakan.

“Saya menyangkanya karena kena malaria. Saya kan lama tugas dinas (TNI) Angkatan Laut di sana lama, di Manokwari, di Jayapura dan lainnya,” kata Supriyono saat ditemui awak media di rumah duka di Kompleks Perumahan BTN Asabri Blitar, Kamis (13/11/2025) pagi.

Baca juga: Kronologi Kasus Mutilasi Istri Pegawai Pajak di Manokwari, Berawal Saat Pelaku Kalah Judi Online

“Setelah mendapatkan informasi lebih jelas, saya dan keluarga sangat kaget. Kami tidak menyangka dia menjadi korban perbuatan kejam seperti itu,” tambahnya sembari menyeka air mata.

Menurut Supriyono, sejak pindah ke Manokwari pada Agustus 2025 lalu untuk menyusul suaminya, Aresty cukup sering berkirim kabar ke keluarga yang ada di Blitar.

Aresty, kata dia, tidak jarang mengabarkan tentang situasi lingkungan tempat dirinya tinggal di kompleks Perumahan Reremi Puncak, Distrik Manokwari Barat.

Baca juga: Pelaku Diduga Mutilasi Istri Pegawai Pajak di Manokwari Papua Barat

Mendapat kabar bahwa pelaku pembunuhan dan mutilasi terhadap Aresty ternyata adalah warga Ponorogo yang pernah bekerja di rumah korban, Supriyono mengaku sangat terpukul.

“Sebenarnya tidak tega menceritakan. Kok jahat. Dibuang ke septic tank. Padahal sama-sama dari Jawa Timur, Ponorogo,” ujar Supriyono.

“Sudah ditolong, kerja betulkan dapur keponakan saya,” tambahnya.

Sementara itu, tokoh masyarakat di BTN Asabri, Lestariyono, mengatakan bahwa jenazah Aresty tiba di rumah duka pada Rabu (12/11/2025) sore sekitar pukul 16.25 WIB.

“Jenazah tiba dan langsung dishalatkan. Sekitar pukul 17.00 WIB jenazah diberangkatkan untuk dimakamkan di TPU Kelurahan Gedog (Kota Blitar),” kata Lestariyono kepada Kompas.com, Kamis petang.

Menurut Lestariyono, orangtua Aresty merupakan warga Perumahan BTN Asabri Kota Blitar.

“Tapi ayah almarhumah sudah lama meninggal. Yang di rumah sini tinggal ibunya. Warga sini biasa memanggilnya Bu Diah,” pungkasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Aresty Gunar Tinarga (38), istri pegawai pajak di Kabupaten Manokwari, Papua Barat, tewas dimutilasi tukang bangunan bernama Yahya Himawan alias Gembul.

Kasus mutilasi bermotif perampokan ini dipicu oleh pelaku yang kalah bermain judi online.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau