SURABAYA, KOMPAS.com - Menteri Perdagangan (Mendag), Budi Santoso, meminta kepada para pedagang di pasar tradisional menyediakan metode pembayaran digital atau quick response code Indonesian standard (QRIS).
Hal itu diungkapkan Budi ketika mengunjungi Pasar Nusantara (Gernas Mapan) di Pasar Sememi, Kecamatan Benowo, Surabaya, Jawa Timur (Jatim), Kamis (13/11/2025).
"Orang ke pasar kadang sudah enggak bawa uang, tapi uangnya ada di Hp (handphone) jadi lebih praktis. Maka tadi diajari QRIS, pembayaran QRIS," kata Budi, di Pasar Sememi, Kamis (13/11/2025).
Baca juga: QRIS Jadi Infrastruktur Keuangan Digital: Dari Warung hingga Wisata Mancanegara
Oleh karena itu, Budi meminta pedagang di pasar tradisional untuk tidak menolak para pembeli yang membayar menggunakan QRIS. Sebab, hal tersebut memudahkan masyarakat membawa uang.
"Jadi bapak dan ibu (pedagang) harus paham begitu ya. Nanti jangan sampai kalau orang mau belanja pakai QRIS, bapak ibu tolak, nanti enggak ada yang datang kalau begitu," jelasnya.
"Karena sekarang orang maunya praktis. Kalau bawa uang takutnya juga dicopet. Tapi kalau ada di handphone uangnya tak terbatas, kalau di dompet Rp1 juta sudah sudah gede banget," tambahnya.
Dampaknya, kata Budi, masyarakat bisa semakin banyak membeli keperluannya di pasar tradisional. Sebab, mereka tidak perlu lagi membawa uang tunainya dalam jumlah besar.
Baca juga: Menko Airlangga Sebut QRIS Jadi Sistem Pembayaran yang Ditakuti Dunia
Budi mengungkapkan, pemerintah bakal berkoordinasi dengan salah satu bank untuk mengajarkan pedagang menggunakan QRIS. Agar mereka bisa mengikuti kebutuhan masyarakat.
"Ya karena sekarang kan orang sudah berbelanja secara digital ya, tidak bawa uang cash (tunai), tetapi cukup bawa handphone tetapi bisa untuk berbelanja. Jadi tadi kita ajari," tutupnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang