PACITAN, KOMPAS.com – Dua penambang batu asah di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, ditemukan meninggal dunia di lokasi penambangan pada Sabtu (18/10/2025).
Kedua korban, berinisial MS dan SG, merupakan warga Desa Jeruk, Kecamatan Bandar, Kabupaten Pacitan.
Mereka diduga tewas akibat menghirup gas beracun dari dalam tanah.
Kedua korban ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa saat sedang menambang di area tambang tradisional di Dusun Jambu, Desa Jeruk.
Baca juga: Polres Pacitan Terima Aduan Cek Rp 3 Miliar Palsu yang Jadi Mahar Pernikahan Viral
Menurut informasi, saat kejadian, mereka sedang beraktivitas di dalam lubang tambang yang berbentuk goa ketika tiba-tiba kehilangan kesadaran dan tidak dapat diselamatkan.
Kapolres Pacitan, AKBP Ayub Diponegoro Azhar, membenarkan peristiwa tersebut.
Setelah menerima laporan dari warga mengenai adanya dua korban meninggal, polisi segera menuju lokasi tambang batu asah tradisional untuk melakukan penyelidikan.
“Kami cek lokasi terlebih dahulu, mengamankan lokasi, serta meminta keterangan para saksi. Petugas juga akan melakukan pemeriksaan medis ke rumah sakit untuk mendapatkan visum maupun hasil otopsi sementara."
"Langkah ini diperlukan untuk proses penyelidikan dan penyidikan guna memastikan penyebab pasti kematian para penambang,” ujar Ayub melalui pesan singkat.
Tim Inafis Satreskrim Polres Pacitan bersama Polsek Bandar telah memasang garis polisi di sekitar area tambang.
Baca juga: Kasus Mahar Rp 3 Miliar Sudah Dilaporkan, Kapolres Pacitan: Kita Bakal Segera Periksa Saksi
Pemeriksaan awal menunjukkan bahwa kondisi tambang cukup sempit dan minim ventilasi udara.
Kasatreskrim Polres Pacitan, AKP Choirul Maskanan, menjelaskan bahwa berdasarkan pemeriksaan awal, kuat dugaan kedua korban meninggal akibat keracunan gas bawah tanah.
“Info sementara, diduga kedua korban menghirup gas bawah tanah sehingga keracunan. Lokasinya berbentuk goa yang sudah digali secara turun-temurun untuk diambil batu asahnya,” ungkap Choirul.
Ia juga menambahkan bahwa kondisi lubang tambang yang tertutup dan kurangnya sirkulasi udara berpotensi memerangkap gas berbahaya di dalamnya.
Baca juga: Keluarga Gadis Pacitan Yakin Mahar Kakek Tarman Asli, Cek Rp 3 Miliar Akan Dicairkan
Saat ini, polisi masih menunggu hasil visum korban untuk memastikan jenis gas yang diduga menyebabkan kematian kedua penambang tersebut.
“Diimbau agar warga lebih berhati-hati dalam melakukan aktivitas penambangan tradisional, terutama di lokasi tertutup yang rawan gas beracun,” tegas Choirul.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang