Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hiu Tutul Terdampar di Pantai Trenggalek, Nelayan dan Polisi Bantu Selamatkan ke Laut

Kompas.com, 3 Oktober 2025, 17:01 WIB
Slamet Widodo,
Bilal Ramadhan

Tim Redaksi

TRENGGALEK, KOMPAS.com – Nelayan di Kabupaten Trenggalek Jawa Timur, dikejutkan kemunculan hiu tutul raksasa yang terdampar di bibir Pantai Cengkrong.

Agar ikan tetap hidup, nelayan dan polisi gotong royong menyelamatkan ikan ramah manusia tersebut ketengah laut, Jumat (03/10/2025).

Seekor hiu tutul berukuran sekitar 4 meter terdampar di Pantai Cengkrong Desa Karanggandu Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek Jawa Timur, Jumat (03/10/2025) siang.

Ikan raksasa yang dikenal ramah dan dilindungi itu pertama kali terlihat oleh sejumlah nelayan setempat saat mereka beristirahat usai menarik jaring.

"Pertama kali yang melihat ikan tersebut adalah Nelayan setempat. ketika istrahat menjelang Salat Jumat," terang Kapolsek Watulimo AKP Sunarto, Jumat (03/10/2025).

Ketika istrahat, sekitar pukul 11.30 WIB Jumat (03/10/2025) para nelayan kaget melihat ada gerakan besar di bibir pantai.

Setelah didekati, ternyata seekor ikan berukuran jumbo yang diduga hiu tutul tengah berusaha kembali ke laut.

Karena ikan berada lebih banyak di sisi darat, ikan hanya bergerak ditempat tanpa bergeser dari tempatnya.

Ikan berukuran sepanjang sekitar 4 meter tersebut, berbadan gemuk warna hitam berpola totol putih, serta bentuk kepala lebar dan mulut lebar. sesuai ciri ciri, ikan tersebut diduga kuat hiu tutul.

“Waktu itu nelayan sedang istirahat, lalu melihat ada ikan besar bergerak-gerak di tepi pantai. Setelah dilihat lebih dekat ternyata hiu tutul,” terang Sunarto.

Atas keberadaan ikan tersebut, salah satu nelayan kemudian melapor ke anggota Polsek Watulimo Trenggalek.

Beberapa menit kemudian, polisi tiba di lokasi dan langsung mengajak warga untuk bergotong royong mengembalikan ikan tersebut ke laut agar selamat

“Karena kondisi panas terik, kami khawatir ikan tidak bertahan lama. Maka kami bersama nelayan segera mendorongnya kembali ke laut agar tidak mati,” terang Sunarto.

Proses evakuasi tidak mudah. Tubuh hiu tutul yang gemuk dengan panjang sekitar 4 meter dan bercorak totol putih membuat nelayan harus bekerja keras.

Mereka memanfaatkan ombak laut untuk membantu mendorong ikan hingga berhasil kembali ke perairan dalam.

Menurut perkiraan, hiu tutul tersebut bisa terdampar karena tengah mengejar plankton makanan utamanya, hingga terbawa ombak ke tepian pantai.

Usai menyelamatkan ikan hiu tutul terdampar, pihak kepolisian memberikan sosialisasi kepada para nelayan terkait keberadaan hiu tutul sebagai satwa dilindungi.

“Kami sampaikan kepada warga, bila menemukan ikan berukuran besar atau mencurigakan, apalagi yang termasuk dilindungi, agar segera melapor ke aparat. Ini penting agar hewan tersebut bisa segera ditangani," terang Sunarto.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau