JEMBER, KOMPAS.com – Kereta api (KA) di wilayah PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasi (Daop) 9 Jember sempat melakukan Berhenti Luar Biasa (BLB) saat kejadian gempa yang berpusat di Sumenep, Selasa (30/9/2025) malam.
Manager Hukum dan Humas Daop 9 Jember, Cahyo Widiantoro, mengatakan, BLB adalah prosedur yang diterapkan demi keamanan pada beberapa perjalanan kereta yang sedang melintas.
Pada saat yang bersamaan, pemeriksaan jalur langsung dilakukan oleh petugas Unit Jalan dan Jembatan (JJ).
Guncangan gempa bermagnitudo 6,5 yang terjadi pukul 23.49 WIB, kata dia, terasa di sejumlah jalur KA wilayah Daop 9, termasuk di jalur-jalur strategis.
“Prosedur BLB ini standar KAI saat terjadi kondisi darurat seperti gempa. Keselamatan penumpang tetap jadi prioritas utama,” kata Cahyo, Rabu (1/10/2025).
Baca juga: Akibat Gempa Magnitudo 6,0 di Sumenep, Dinding dan Lantai Rumah Warga Pamekasan Terbelah
Beberapa KA yang sempat melakukan BLB ialah KA Tawangalun relasi Malang–Ketapang yang berhenti di Km 9+1 Banyuwangi Kota–Argopuro.
KA Mutiara Timur relasi Ketapang–Surabaya Pasarturi, BLB di Km 23+6 Mrawan–Garahan, Jember.
KA Ijen Ekspres relasi Ketapang–Malang, BLB di Km 117+5 Malasan–Leces, Probolinggo.
KA Blambangan Ekspres relasi Pasarsenen–Ketapang, BLB di Km 49+5, Bangil–Pasuruan.
Pemeriksaan oleh petugas JJ rampung sekitar pukul 00.35 WIB, Rabu (1/10/2025) hingga jalur dinyatakan aman dilalui kembali.
Akibatnya, sejumlah KA mengalami keterlambatan antara 17 hingga 45 menit.
“Kami mohon maaf atas keterlambatan yang terjadi. Namun keselamatan adalah prioritas kami,” terangnya.
Baca juga: Dampak Gempa Sumenep, 47 Rumah dan 6 Masjid di Pulau Sepudi Rusak
Sebagai antisipasi, pihaknyaJember memperketat pengawasan di jalur-jalur rawan serta daerah dalam pengawasan khusus (Dapsus).
Hal itu untuk mengantisipasi gempa susulan atau gangguan lain yang bisa menghambat perjalanan KA.
Ia memastikan saat ini seluruh perjalanan KAi di wilayah Daop 9 Jember kembali norrmal.
"Kami menghimbau agar masyarakat tetap tenang dan tidak ragu menggunakan moda transportasi kereta api," tandasnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang