Buntut Kecelakaan Maut Bus di Jalur Bromo, Pemkab Pasang Papan Informasi untuk Sopir dan Kaji Jalur Penyelamat

PROBOLINGGO, KOMPAS.com – Dinas Perhubungan Kabupaten Probolinggo sedang melakukan kajian untuk membangun jalur penyelamat di kawasan Bromo, khususnya di jalur Desa Boto, Kecamatan Lumbang.

Langkah ini diambil setelah terjadinya kecelakaan bus rem blong yang mengakibatkan sembilan orang tewas pada akhir pekan lalu.

Kepala Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) Dinas Perhubungan Probolinggo, Bambang Singgih Hartadi, menjelaskan bahwa jalur penyelamat harus memenuhi syarat lebar dan tinggi tertentu, termasuk bahu jalan.

Baca juga: Foto Terakhir di Bromo, Dokter di RSBS Jember Kenang Betty Sebagai Perawat yang Telaten

"Sayangnya, jalur di kawasan Bromo, terutama bagian atas, dinilai kurang lebar sehingga membatasi kemungkinan pembangunan jalur tersebut," ungkap Bambang saat dihubungi pada Kamis (18/9/2025).

Jalur Bromo, yang menjadi lokasi kecelakaan tragis tersebut, merupakan jalur nasional yang berada di bawah kewenangan Pemerintah Provinsi Jawa Timur.

Meskipun pembangunan jalur penyelamat tergolong sulit, dinas perhubungan tetap berkomitmen melakukan kajian guna meminimalkan kecelakaan kendaraan, khususnya yang mengalami rem blong.

Sebagai langkah antisipasi, dinas perhubungan juga berencana memasang papan peringatan dan informasi di sejumlah rest area di kawasan Bromo.

Baca juga: Polda Jatim Ungkap Hasil Penyelidikan Kecelakaan Maut di Bromo: Tidak Ada Jejak Pengereman

Papan peringatan ini akan berisi imbauan kepada sopir, terutama sopir bus, untuk melakukan pengecekan kendaraan dan menggunakan gigi rendah saat melewati jalur menurun.

"Jadi, saat wisatawan turun dari bus untuk menikmati pesona Bromo, sopir bisa membaca papan informasi untuk sekali-kali mengecek kendaraan dan mewaspadai jalur menurun," ujar Bambang.

Pemasangan papan peringatan ini akan segera dilaksanakan dengan harapan dapat meminimalisir kecelakaan yang melibatkan kendaraan menuju dan dari kawasan Bromo.