MALANG, KOMPAS.com - Rencana Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) untuk mengoperasikan bus transjatim, salah satunya di Kota Malang, mendapat penolakan keras dari para pengemudi angkutan kota (angkot).
Mereka menilai kebijakan ini akan mematikan total mata pencaharian sopir angkot yang selama ini sudah terhimpit oleh persaingan dengan transportasi online.
Forum Komunikasi Paguyuban Angkot Kota Malang, yang menaungi 15 jalur trayek, secara bulat menyuarakan penolakan ini.
Ketua Forum, Stefanus Hari Wahyudi menyatakan bahwa keputusan ini bersifat final dan tidak dapat ditawar.
Sikap tegas tersebut disampaikan langsung saat mereka mendatangi Gedung DPRD Kota Malang pada Senin (15/9/2025) sore untuk memperjuangkan nasib mereka.
"Kami dari semua jalur sudah satu suara untuk menolak operasional transjatim. Ini adalah harga mati," kata Stefanus, Selasa (16/9/2025).
Salah satu pemicu utama kemarahan para sopir yakni minimnya sosialisasi dari pemerintah.
Stefanus mengungkapkan bahwa para pengemudi justru mengetahui rencana besar ini dari pemberitaan media, bukan melalui dialog atau pemberitahuan resmi.
Menurutnya, hal tersebut menimbulkan kesan bahwa keberadaan mereka tidak dianggap penting dalam penataan transportasi kota.
Lebih jauh, para sopir angkot menolak mentah-mentah wacana untuk menjadikan angkot sebagai angkutan pengumpan (feeder) bagi bus transjatim.
Baca juga: TransJatim Koridor V Tak Beroperasi Imbas Demo di Bangkalan Hari Ini
Bagi mereka, opsi tersebut bukanlah solusi, melainkan upaya untuk meredam penolakan tanpa mengatasi akar masalah.
"Para ketua jalur telah menampung aspirasi rekan-rekan pengemudi. Pokoknya, untuk saat ini kami tetap menolak tanpa kompromi," katanya.
Kekhawatiran para sopir angkot sangat beralasan.
Jauh sebelum wacana transjatim muncul, eksistensi mereka sudah terancam oleh maraknya transportasi online yang menggerus jumlah penumpang dan pendapatan secara drastis.
"Pendapatan kami sudah jauh menurun sejak ada transportasi online. Teman-teman sopir setiap hari berjuang untuk tetap bisa melayani penumpang meski kondisinya sulit. Jika sekarang Trans Jatim masuk, habislah kami," ujar Stefanus.