Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bupati Ipuk: Banyuwangi adalah Lukisan Indah, Jangan Sampai Tercabik-cabik

Kompas.com, 4 September 2025, 19:08 WIB
Fitri Anggiawati,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Bupati Banyuwangi, Jawa Timur, Ipuk Fiestiandani, mengapresiasi berbagai upaya yang dilakukan masyarakat dan pihak terkait dalam menjaga kondusivitas wilayah di tengah pergolakan yang terjadi di berbagai daerah di Indonesia.

Ipuk menegaskan bahwa penyampaian aspirasi masyarakat di Banyuwangi sejauh ini berlangsung damai, tanpa adanya tindakan anarkisme.

Hal ini, menurutnya, merupakan hasil dari komitmen bersama masyarakat Banyuwangi untuk menjaga keamanan dan ketertiban wilayah mereka.

"Saya berterima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi."

"Betapa disayangkannya apabila Banyuwangi mengalami hal-hal yang tak diinginkan, yang tidak hanya merusak fasilitas umum, tetapi juga menimbulkan kerugian bagi masyarakat Banyuwangi sendiri," ungkap Ipuk.

Baca juga: Hari Pertama Buka, Situasi Lalin di Jalur Gumitir Jember-Banyuwangi Masih Lengang

Ia juga menekankan pentingnya kebersamaan dan persatuan yang telah terjalin di Banyuwangi.

"Tapi yang lebih besar lagi adalah kebersamaan dan persatuan yang sudah kita jaga hingga saat ini pasti akan terkoyak," kata Ipuk.

Banyuwangi, yang terletak di ujung timur Pulau Jawa, dikenal sebagai daerah yang dibangun dari keberagaman.

Masyarakatnya, yang berasal dari berbagai latar belakang agama dan budaya, dapat hidup berdampingan dengan rukun.

"Banyuwangi ibarat Indonesia kecil, di mana berbagai suku, seperti Osing, Jawa, Bali, Madura, Bugis, Mandar, Arab, hingga Chinese dapat bersatu padu dalam membangun Banyuwangi hingga berkembang seperti saat ini," ujarnya.

Ipuk menambahkan, "Betapa ruginya perbedaan yang sudah kita rajut dalam sebuah lukisan yang indah harus tercabik-cabik."

Ia mengajak warganya untuk menggalang kembali persatuan dan memperkuat ikatan sebagai satu kesatuan, yaitu warga Banyuwangi.

Baca juga: Menyibak Sejarah Jalur Gumitir, Pintu Gerbang Jember-Banyuwangi yang Tak Pernah Sepi Cerita

Di sisi lain, Ipuk juga menyatakan bahwa pergolakan yang terjadi di Tanah Air menjadi pelajaran berharga bagi pemerintah daerah.

Ia berkomitmen memperbaiki pola komunikasi dan membangun hubungan yang lebih intensif dengan masyarakat.

"Hal ini bertujuan agar tidak ada lagi celah bagi siapapun untuk memecah belah masyarakat Banyuwangi. Mari kita bangun komunikasi yang lebih baik lagi. Saya, Bupati Banyuwangi, akan selalu siap merajut semua perbedaan yang ada di Banyuwangi," tegasnya.

Ipuk mengingatkan bahwa Banyuwangi adalah sebuah rumah besar yang penjagaannya bukan hanya menjadi tugas satu pihak, tetapi memerlukan kerjasama dan persatuan dari semua elemen masyarakat.

"Mari kita bangun Banyuwangi bersama-sama, bersama jaga Banyuwangi," ucapnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau