Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Tangkap 2 Provokator Rencanakan Kericuhan di Tulungagung

Kompas.com, 4 September 2025, 16:14 WIB
Slamet Widodo,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

TULUNGAGUNG, KOMPAS.com – Aparat kepolisian berhasil menangkap dua orang yang diduga kuat sebagai provokator rencana kericuhan dalam aksi unjuk rasa di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur.

Penangkapan dilakukan pada Rabu (03/09/2025) malam dan Kamis (04/09/2025).

Polisi mengungkapkan hasil penyelidikan yang menunjukkan adanya bukti rencana tindakan kericuhan di Mapolres dan kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Tulungagung.

Kedua pelaku berinisial CK (27), warga Klaten, Jawa Tengah, dan MS (24), warga Jakarta Timur, sebelumnya juga terlibat dalam aksi pelemparan bom molotov di Mapolres Kediri Kota.

Dari hasil penyelidikan, keduanya diduga tengah merancang aksi serupa di Tulungagung sebelum ditangkap.

Baca juga: Polda Papua Barat Buru Provokator Aksi yang Resahkan Warga Manokwari

Kapolres Tulungagung, AKBP Muhammad Taat Resdi, menjelaskan bahwa salah satu pelaku, CK, diamankan di sebuah hotel di Tulungagung bersama sejumlah barang bukti penting.

“Dari pelaku CK, kami menemukan percakapan skenario kericuhan di telepon genggamnya, serta sejumlah catatan. Rute dan target untuk memprovokasi warga menciptakan kericuhan yakni Mapolres Tulungagung dan Kantor DPRD Tulungagung,” ungkapnya.

Sementara itu, pelaku kedua, MS, ditangkap anggota kepolisian Kediri Kota di tempat kosnya.

Dari tangan MS, polisi menyita barang bukti berupa kembang api dan sejumlah pakaian yang diduga akan digunakan dalam aksi unjuk rasa.

Taat Resdi menambahkan bahwa kedua pelaku merupakan mahasiswa yang menempuh studi di Kediri.

“Pelaku CK ini juga aktif bergerilya di sejumlah warung kopi untuk menggalang massa. Bahkan, peta dan rute kerusuhan sudah disebarkan ke jaringannya. Aksi mereka jelas terencana dan membahayakan ketertiban umum,” tegas Taat Resdi.

Saat ini, kedua tersangka telah ditahan di Mapolres Kediri Kota untuk menjalani proses hukum terkait aksi pelemparan bom molotov di Mapolresta Kediri, serta rencana kericuhan di Tulungagung.

Baca juga: Penampakan Barang Bukti 28 Tersangka Penjarahan DPRD Kabupaten Cirebon, Polisi Buru Provokator

Polisi juga masih memburu dua orang lainnya yang diduga terlibat dalam jaringan kelompok tersebut.

Seiring dengan pengungkapan kasus ini, rencana unjuk rasa berskala besar di Tulungagung yang sedianya digelar pada Kamis siang akhirnya ditunda.

Para koordinator aksi memutuskan menunggu situasi lebih kondusif, mengingat potensi penyusupan provokator anarkistis dalam barisan massa.

“Polres Tulungagung tetap menjamin kebebasan menyampaikan pendapat di muka umum, namun kami tidak akan memberi ruang bagi tindakan anarkis. Kami imbau masyarakat agar tidak mudah terprovokasi,” pungkas Taat Resdi.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau