MALANG, KOMPAS.com – Dunia ini seperti kiamat bagi Ali Taufan (36) dan Suliantini (35), warga Desa Sumberputih, Kecamatan Wajak, saat kepala anak keduanya, Queensa Acellin Kaynaseh, membesar pada Juni 2025.
Perubahan itu terjadi saat usia anak tersebut 3 bulan. Dengan penuh kepanikan, Ali membawa putrinya ke Puskesmas Wajak untuk mendapatkan pemeriksaan medis.
Dari hasil pemeriksaan, Queensa divonis menderita penyakit hydrocephalus.
“Selanjutnya kami bawa ke Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Kota Malang, berdasarkan rekomendasi puskesmas,” ungkap Ali saat ditemui pada Selasa (2/9/2025).
Baca juga: Kisah 2 Anak Nelayan Miskin, Menderita Hydrocephalus dan Lumpuh, Belum Terdaftar DTKS
Queensa telah mendapatkan penanganan medis sebanyak dua kali di RSSA, namun pengobatan tersebut terpaksa dihentikan karena BPJS Kesehatan yang dimiliki bayi tersebut terblokir, akibat ketidakmampuan Ali membayar iuran bulanan.
“Akhirnya pemeriksaan cuma bisa dilakukan dua kali,” bebernya.
Sebagai seorang petani, Ali merasa pasrah terhadap kondisi kesehatan putrinya.
Namun, harapan mulai muncul ketika ia menerima bantuan Penerima Bantuan Iuran (PBI) dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Pemerintah Kabupaten Malang.
Dengan bantuan ini, Queensa akan mendapatkan perawatan intensif dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kanjuruhan.
Bupati Malang, HM Sanusi, menegaskan bahwa Pemerintah Kabupaten Malang akan mengintervensi langsung untuk proses penyembuhan Queensa.
“Kalau bisa sampai sembuh atau paling tidak tidak membesar lagi,” ujarnya.
Sementara itu, Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, drg Ivan Drie, menjelaskan bahwa ia belum mengetahui secara detail penyebab penyakit hydrocephalus yang diderita Queensa.
Namun, ia menyebutkan beberapa faktor umum yang dapat menyebabkan anak-anak mengalami kondisi tersebut, seperti faktor genetik, virus, masalah pada anatomi ventrikel, atau riwayat jatuh.
“Tapi kalau pada kasus anak Queensa ini cenderung pada masalah anatomi ventrikel sehingga cairannya jadi menumpuk di kepala,” ujar Ivan.
Untuk mencegah penyakit hydrocephalus pada anak, Ivan mengimbau ibu hamil agar rutin melakukan USG (Ultrasonografi) untuk mendeteksi kelainan pada calon bayi sejak dini, termasuk hidrocephalus.
“Cara menghindari penyakit ini adalah dengan memperbaiki pola hidup ibu. Selalu cukupi nutrisi dan pastikan tidak terinfeksi virus,” pungkasnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang