PASURUAN, KOMPAS.com - Aksi demonstrasi yang terjadi di beberapa Kota dan Kabupaten terkait menyikapi situasi masih berlangsung.
Namun di Kota Pasuruan meluapkan protes dan kritik dengan menggelar panggung orasi kebangsaan, Minggu, (31/08/2025).
Mereka juga menggelar atraksi seni bantengan.
"Ini adalah cara kami untuk mengkritik para pejabat di tengah aksi demonstrasi yang cenderung melakukan tindakan anarkis," kata Ayik Suhaya, Ketua Forum Rakyat Pasuruan Bangkit (FRPB).
Baca juga: Cerita Pedagang di Gedung DPRD Sumsel Jelang Aksi Demo: Harap Damai di Antara Waswas
Panggung orasi yang digelar di area lapangan terbuka itu dihadiri ratusan warga, baik orang dewasa maupun anak-anak.
Satu persatu perwakilan dari sejumlah lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan organisasi kepemudaan bergantian menyampaikan pesan.
"Mari kita panjatkan doa agar almarhum Affan Kurniawan, ojek yang meninggal saat aksi, diterima di sisi Allah SWT. Saat ini para pejabat tidak lagi peduli terhadap rakyatnya, sulit kerja, pemuda banyak yang nganggur sementara para pejabat menikmati hasil pajak dengan kenaikan tunjangan," kata Ayik saat orasi.
Baca juga: Seluruh SMA di Kota Ambon Gelar Belajar Daring dari Rumah, Antisipasi Aksi Demo
Di panggung yang sama, Syaiful Arif salah satu orator mengkritisi kinerja DPR yang tidak berpihak pada penegakan hukum.
Terbukti lambatnya dalam pengesahan Rancangan Undang-undang Perampasan Aset Tindak Pidana yang sudah masuk di Prolegnas DPR beluh juga diusahkan sejak Tahun 2023.
"Jika RUU Perampasan Aset sebagai landasan yuridis untuk menindak tindak pidana korupsi kok lama. Sementara aturan-aturan yang menguntungkan mereka (DPR) cepat selesai," tegasnya.
Usai kegiatan orasi, acara rangkaian perayaan HUT RI ke-80 itu juga menggelar seni bantengan.
Seni tradisional yang menggabungkan alunan musik gamelan dengan kostum banteng.
Bahkan pertunjukan seni banteng justru menyita perhatian sejumlah remaja ketika sudah 'jadi' sang penari mulai kerasukan musik gamelan.
"Saya suka lihat bantengan ini. Daripada ikut demo yang tidak tahu tujuanya aslinya kemudian arahnya pengrusakan," terang Wawan salahsatu pengunjung.
Baca juga: Sikapi Demo Indramayu, Bupati Lucky Hakim Imbau Warga Tenang dan Tak Khawatir
Menanggapi orasi kebangsaan tersebut, Ketua KPU Kabupaten DPRD Kota Pasuruan yang turut hadir mengaku sangat mengapresiasi kegiatan para pemuda dan pegiat sosial.
Karena sudah jarang para pemuda yang menggelar orasi di panggung terbuka sekaligus gelwr seni budaya.
"Saya mengapresiasi kegiatan orasi kebangsaan seperti ini. Lebih baik penyampaian gagasan atau kritik tanpa melakukan tindakan anarkis atau pengrusakan seperti yang sudah terjadi," katanya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang