Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hindari Tindakan Anarkistis, Forum Rakyat Pasuruan Bangkit Gelar Orasi Kebangsaan

Kompas.com, 1 September 2025, 12:48 WIB
Moh. Anas,
Bilal Ramadhan

Tim Redaksi

PASURUAN, KOMPAS.com - Aksi demonstrasi yang terjadi di beberapa Kota dan Kabupaten terkait menyikapi situasi masih berlangsung.

Namun di Kota Pasuruan meluapkan protes dan kritik dengan menggelar panggung orasi kebangsaan, Minggu, (31/08/2025).

Mereka juga menggelar atraksi seni bantengan.

"Ini adalah cara kami untuk mengkritik para pejabat di tengah aksi demonstrasi yang cenderung melakukan tindakan anarkis," kata Ayik Suhaya, Ketua Forum Rakyat Pasuruan Bangkit (FRPB).

Baca juga: Cerita Pedagang di Gedung DPRD Sumsel Jelang Aksi Demo: Harap Damai di Antara Waswas

Panggung orasi yang digelar di area lapangan terbuka itu dihadiri ratusan warga, baik orang dewasa maupun anak-anak.

Satu persatu perwakilan dari sejumlah lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan organisasi kepemudaan bergantian menyampaikan pesan.

"Mari kita panjatkan doa agar almarhum Affan Kurniawan, ojek yang meninggal saat aksi, diterima di sisi Allah SWT. Saat ini para pejabat tidak lagi peduli terhadap rakyatnya, sulit kerja, pemuda banyak yang nganggur sementara para pejabat menikmati hasil pajak dengan kenaikan tunjangan," kata Ayik saat orasi.

Baca juga: Seluruh SMA di Kota Ambon Gelar Belajar Daring dari Rumah, Antisipasi Aksi Demo

Di panggung yang sama, Syaiful Arif salah satu orator mengkritisi kinerja DPR yang tidak berpihak pada penegakan hukum.

Terbukti lambatnya dalam pengesahan Rancangan Undang-undang Perampasan Aset Tindak Pidana yang sudah masuk di Prolegnas DPR beluh juga diusahkan sejak Tahun 2023.

"Jika RUU Perampasan Aset sebagai landasan yuridis untuk menindak tindak pidana korupsi kok lama. Sementara aturan-aturan yang menguntungkan mereka (DPR) cepat selesai," tegasnya.

Usai kegiatan orasi, acara rangkaian perayaan HUT RI ke-80 itu juga menggelar seni bantengan.

Seni tradisional yang menggabungkan alunan musik gamelan dengan kostum banteng.

Bahkan pertunjukan seni banteng justru menyita perhatian sejumlah remaja ketika sudah 'jadi' sang penari mulai kerasukan musik gamelan.

"Saya suka lihat bantengan ini. Daripada ikut demo yang tidak tahu tujuanya aslinya kemudian arahnya pengrusakan," terang Wawan salahsatu pengunjung.

Baca juga: Sikapi Demo Indramayu, Bupati Lucky Hakim Imbau Warga Tenang dan Tak Khawatir

Menanggapi orasi kebangsaan tersebut, Ketua KPU Kabupaten DPRD Kota Pasuruan yang turut hadir mengaku sangat mengapresiasi kegiatan para pemuda dan pegiat sosial.

Karena sudah jarang para pemuda yang menggelar orasi di panggung terbuka sekaligus gelwr seni budaya.

"Saya mengapresiasi kegiatan orasi kebangsaan seperti ini. Lebih baik penyampaian gagasan atau kritik tanpa melakukan tindakan anarkis atau pengrusakan seperti yang sudah terjadi," katanya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau