Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Anak-anak, Aksi di Lumajang Ricuh, 4 Orang Diamankan

Kompas.com, 30 Agustus 2025, 23:17 WIB
Miftahul Huda,
Icha Rastika

Tim Redaksi

LUMAJANG, KOMPAS.com - Aksi solidaritas untuk almarhum Affan Kurniawan di depan Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, ricuh, Sabtu (30/8/2025).

Aksi yang dilakukan di depan Markas Kepolisian Resort (Mapolres) Lumajang awalnya berlangsung damai.

Massa aksi awalnya hanya berorasi sambil menghidupkan lilin sebagai bentuk belasungkawa atas meninggalnya pengemudi ojek online akibat dilindas mobil rantis.

Selepas melaksanakan shalat gaib, massa tiba-tiba menghidupkan suar, dilanjutkan dengan lemparan botol air mineral ke arah polisi.

Baca juga: PD Muhammadiyah Lumajang Minta Pemerintah dan DPRD Buka Ruang Komunikasi

Padahal, di lokasi, sejumlah anak ikut orangtuanya melangsungkan aksi solidaritas.

Selain itu, ada warga yang hanya berkunjung bersama keluarga ke Alun-alun Lumajang untuk menikmati malam minggu.

Polisi dengan cepat langsung mendorong massa aksi untuk membubarkan diri.

Pantauan Kompas.com, massa aksi berhamburan ke segala arah, termasuk masuk ke kawasan Masjid KH Anas Mahfud Lumajang.

Kapolres Lumajang AKBP Alex Sandy Siregar mengatakan, kericuhan dipicu oleh oknum penyusup yang sengaja membuat kegaduhan.

"Tadi aksinya damai, saat mau membubarkan diri ada penyusup yang memicu dengan lemparan botol, saya yakin itu penyusup," kata Alex di Lumajang, Sabtu (30/8/2025).

Alex menyatakan, pihaknya telah mengamankan empat orang yang diduga menjadi provokator kerusuhan yang terjadi.

"Empat orang kita amankan, kita akan lakukan pendalaman secara prosedural dan profesional," ucap dia.

Baca juga: Imbas Demo, Polda DIY Tutup Sementara Pelayanan SPKT dan SKCK

Alex memastikan, tidak ada personel kepolisian yang menjadi korban kericuhan di depan Mapolres Lumajang.

Sementara itu, Nibras, koordinator lapangan (korlap) aksi solidaritas, memastikan bahwa pembuat kericuhan merupakan penyusup yang sengaja ingin merusak aksi damai.

Sebab, kata Nibras, pemicu kerusuhan tidak duduk bersama dengan massa aksi yang lain untuk mendoakan almarhum Affan Kurniawan.

"Sebenarnya itu penyusup, kita tadi sebenarnya hanya 60 orang dan sudah berkumpul, yang lempar-lempar tadi itu berdiri di belakang dan awalnya bersembunyi di balik tulisan Alun-alun Lumajang," kata Nibras.

Nibras mengungkapkan, pihaknya akan melakukan konsolidasi ulang untuk memastikan massa aksi yang tadi ikut aksi damai lengkap dan tidak jadi korban salah tangkap oleh polisi.

"Kita mau konsolidasi dulu, agar mengetahui tidak ada anggota kami yang jadi korban salah tangkap," kata dia. 

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau