Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Unej dan UIN Jember Tarik Mahasiswa KKN Gara-gara Motor Dicuri, Sekda Lumajang: Polisi Penanggung jawab Utama Kamtibmas

Kompas.com, 7 Agustus 2025, 18:44 WIB
Miftahul Huda,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

LUMAJANG, KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten Lumajang memberikan tanggapan resmi mengenai penarikan mahasiswa kuliah kerja nyata (KKN) dari Universitas Jember (Unej) dan Universitas Islam Negeri KH Achmad Shidiq (UIN KHAS) Jember.

Penarikan ini dilakukan setelah terjadinya aksi pencurian di posko KKN yang terletak di Balai Desa Alun-Alun, Kecamatan Ranuyoso, Lumajang.

Kejadian pencurian tersebut terjadi pada Rabu (6/8/2025), di mana dua unit sepeda motor milik mahasiswa KKN dari kedua universitas tersebut hilang dicuri.

Sekretaris Daerah Kabupaten Lumajang, Agus Triyono, menyatakan keprihatinannya terhadap insiden yang menimpa mahasiswa KKN di Desa Alun-Alun.

"Kami prihatin dengan kejadian yang menimpa mahasiswa KKN di Desa Alun-alun, Kecamatan Ranuyoso," ungkap Agus di Lumajang, Kamis (7/8/2025).

Baca juga: UIN KHAS Jember Ikut Tarik Mahasiswa KKN dari Lumajang, Imbas Pencurian Sepeda Motor

Ia juga menegaskan bahwa pihaknya menghormati keputusan Universitas Jember menarik mahasiswanya, mengingat trauma yang dialami para mahasiswa tersebut.

"Kami juga menyadari kebijakan yang diambil oleh Unej karena mahasiswa KKN masih trauma," lanjutnya.

Agus menekankan pentingnya peran kepolisian, dalam hal ini Polres Lumajang, untuk menjadi garda terdepan dalam menjaga keamanan di wilayah tersebut.

"Kondisi Lumajang yang nyaman dan aman bagi pelaku usaha merupakan kewajiban kita bersama untuk mewujudkannya. Tentu kepolisian berada di garda terdepan penciptaan kamtibmas," tegasnya.

Ia menambahkan bahwa kepolisian seharusnya menjadi penanggung jawab utama dalam menciptakan keamanan dan ketertiban masyarakat.

"Bukan ikut membantu, tapi menjadi penanggung jawab utama terciptanya Kamtibmas," katanya.

Baca juga: Kantor Balai Desa di Lumajang Dibobol Maling, 2 Motor Mahasiswa KKN Raib

Agus juga menjelaskan bahwa pihaknya tidak terlibat dalam penentuan lokasi penempatan mahasiswa KKN.

Menurutnya, keputusan mengenai lokasi KKN sepenuhnya berada di tangan perguruan tinggi yang melaksanakan program tersebut.

"Selama ini yang menentukan lokasi sasaran (KKN) adalah pihak perguruan tinggi," jelasnya.

Sementara itu, Kasi Humas Polres Lumajang, Ipda Untoro Abimanyu, menyatakan bahwa pihak kepolisian akan melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah terkait penarikan mahasiswa KKN dari Unej.

"Kepolisian akan berkoordinasi dengan pemerintah daerah agar ke depannya tidak mengganggu kegiatan mahasiswa yang ada di Lumajang," kata Untoro.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau