Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemkot Surabaya Hapus Mural One Piece di Kawasan Putatgede

Kompas.com, 4 Agustus 2025, 20:18 WIB
Andhi Dwi Setiawan,
Icha Rastika

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menghapus mural bergambar bendera One Piece yang berada di kawasan Putatgede, Sukomanunggal, Surabaya, pada Senin (4/8/2025).

Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Ban Kesbangpol) Surabaya, Tundjung Iswandaru mengatakan, pihaknya menghapus mural yang digambar di paving jalan kampung tersebut.

“Ini (mural One Piece) sudah dihapus yang di Putatgede,” kata Tundjung ketika dikonfirmasi pada Senin (4/8/2025).

Baca juga: Di Tengah Fenomena Bendera One Piece, Pedagang Bendera Merah-Putih Berharap Dagangannya Laris

Tundjung mengungkapkan, petugas juga sudah menurunkan bendera One Piece yang dikibarkan di sejumlah lokasi.

Akan tetapi, dia tak menyebutkan secara detail terkait lokasinya.

“Ada beberapa bendera berlogo One Piece yang sudah diturunkan,” ujarnya.

Lebih lanjut, kata Tundjung, alasannya menghapus dan menurunkan bendera One Piece tersebut karena tidak berhubungan dengan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Republik Indonesia (RI).

“Masak HUT RI gambarnya tengkorak. Oleh sebab itu, (penertiban) ini untuk menggencarkan dan memasifkan pemasangan bendera Merah Putih di seluruh Kota Surabaya,” ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, warga Surabaya memasang bendera One Piece menjelang HUT ke-80 RI.

Baca juga: Warga Surabaya Kibarkan Bendera One Piece sebagai Bentuk Kritik

Hal tersebut, menurutnya, merupakan bentuk kritik kepada pemerintah.

Berdasarkan pantauan Kompas.com, terlihat bendera tengkorak dengan topi kuning terpasang di bawah merah putih di Jalan Kejawan Putih Tambak, Kecamatan Mulyorejo, Surabaya.

Pemasang bendera, Caca (38), warga Jalan Kejawan Putih, mengatakan bahwa dia memasang bendera One Piece atau Jolly Roger di bawah merah putih tersebut pada Sabtu (4/8/2025) kemarin.

"Kalau mengikuti kisahnya (One Piece), secara penuh saya kurang tahu, cuma intinya (ceritanya) tahu saya," kata Caca ketika ditemui di rumahnya pada Senin (4/8/2025).

Caca mengungkapkan, alasannya memasang bendera One Piece tersebut merupakan bentuk kritik kepada pemerintah.

Dia merasa kecewa karena hukum tajam ke masyarakat.

Selain itu, kata Caca, pemerintah seharusnya tidak menganggap pemasangan bendera One Piece sebagai ancaman.

Akan tetapi, lebih mengintrospeksi diri dengan kebijakan yang sudah dibuat.

"Sekarang kalau rakyat kenapa pasang bendera itu? Itu kan kritikan, jangan mengambil kesimpulan kayak makar, kan rakyat memasang bendera itu perlu ditanyakan," ujarnya.

"Yang saya lakukan adalah bukti bahwa negara ini masih saya cintai. Namun, saya kecewa dengan perilaku pejabatnya, kebijakannya yang pro kalangan atas dan kontra ke rakyat kecil," katanya. 

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau