SURABAYA, KOMPAS.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menghapus mural bergambar bendera One Piece yang berada di kawasan Putatgede, Sukomanunggal, Surabaya, pada Senin (4/8/2025).
Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Ban Kesbangpol) Surabaya, Tundjung Iswandaru mengatakan, pihaknya menghapus mural yang digambar di paving jalan kampung tersebut.
“Ini (mural One Piece) sudah dihapus yang di Putatgede,” kata Tundjung ketika dikonfirmasi pada Senin (4/8/2025).
Baca juga: Di Tengah Fenomena Bendera One Piece, Pedagang Bendera Merah-Putih Berharap Dagangannya Laris
Tundjung mengungkapkan, petugas juga sudah menurunkan bendera One Piece yang dikibarkan di sejumlah lokasi.
Akan tetapi, dia tak menyebutkan secara detail terkait lokasinya.
“Ada beberapa bendera berlogo One Piece yang sudah diturunkan,” ujarnya.
Lebih lanjut, kata Tundjung, alasannya menghapus dan menurunkan bendera One Piece tersebut karena tidak berhubungan dengan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Republik Indonesia (RI).
“Masak HUT RI gambarnya tengkorak. Oleh sebab itu, (penertiban) ini untuk menggencarkan dan memasifkan pemasangan bendera Merah Putih di seluruh Kota Surabaya,” ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, warga Surabaya memasang bendera One Piece menjelang HUT ke-80 RI.
Baca juga: Warga Surabaya Kibarkan Bendera One Piece sebagai Bentuk Kritik
Hal tersebut, menurutnya, merupakan bentuk kritik kepada pemerintah.
Berdasarkan pantauan Kompas.com, terlihat bendera tengkorak dengan topi kuning terpasang di bawah merah putih di Jalan Kejawan Putih Tambak, Kecamatan Mulyorejo, Surabaya.
Pemasang bendera, Caca (38), warga Jalan Kejawan Putih, mengatakan bahwa dia memasang bendera One Piece atau Jolly Roger di bawah merah putih tersebut pada Sabtu (4/8/2025) kemarin.
"Kalau mengikuti kisahnya (One Piece), secara penuh saya kurang tahu, cuma intinya (ceritanya) tahu saya," kata Caca ketika ditemui di rumahnya pada Senin (4/8/2025).
Caca mengungkapkan, alasannya memasang bendera One Piece tersebut merupakan bentuk kritik kepada pemerintah.
Dia merasa kecewa karena hukum tajam ke masyarakat.
Selain itu, kata Caca, pemerintah seharusnya tidak menganggap pemasangan bendera One Piece sebagai ancaman.
Akan tetapi, lebih mengintrospeksi diri dengan kebijakan yang sudah dibuat.
"Sekarang kalau rakyat kenapa pasang bendera itu? Itu kan kritikan, jangan mengambil kesimpulan kayak makar, kan rakyat memasang bendera itu perlu ditanyakan," ujarnya.
"Yang saya lakukan adalah bukti bahwa negara ini masih saya cintai. Namun, saya kecewa dengan perilaku pejabatnya, kebijakannya yang pro kalangan atas dan kontra ke rakyat kecil," katanya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang