Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sekolah Rakyat di Tuban Siap Beroperasi, 50 Siswa Jalani Tes Kesehatan

Kompas.com, 22 Juli 2025, 17:19 WIB
Hamim,
Icha Rastika

Tim Redaksi

TUBAN, KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten Tuban mendukung penuh pelaksanaan program Sekolah Rakyat (SR) yang diinisiasi oleh Presiden Prabowo Subianto untuk memberikan akses pendidikan gratis dan berkualitas bagi anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem.

Program ini hadir sebagai bagian dari upaya besar negara untuk memutus mata rantai kemiskinan dan mendorong pemerataan pembangunan sumber daya manusia di seluruh pelosok negeri.

Bupati Tuban, Aditya Halindra Faridzky mengatakan, saat ini di Kabupaten Tuban telah terbentuk dua rombongan belajar untuk Sekolah Rakyat, masing-masing untuk jenjang SMP dan SMA, dengan total 50 siswa, atau masing-masing 25 siswa.

"Pagi tadi anak-anak calon siswa Sekolah Rakyat sudah mengikuti tes kesehatan oleh Dinkes P2KB Tuban," kata Aditya Halindra Faridzky usai menyerahkan bantuan sosial di Pendopo Krida Manunggal, Senin (21/7/2025).

Baca juga: Aturan Belum Jelas, Disdik Sumenep Bingung Siapkan Guru Sekolah Rakyat

Untuk sementara, lokasi pembelajaran siswa Sekolah Rakyat yang mulai aktif pada tanggal 1 Agustus 2025 nantinya bertempat di Balai Latihan Kerja (BLK) Kabupaten Tuban.

Selain itu, Pemerintah Kabupaten Tuban telah menyiapkan lahan seluas 5 hektar untuk dibangun sarana prasarana penunjang Sekolah Rakyat ke depannya.

"Sudah disurvei dan insya Allah tahun depan kalau sudah tidak ada persoalan bisa dibangun," ujarnya.

Adapun terkait pelaksanaan teknis, termasuk penggajian guru, penunjukan kepala sekolah, dan kurikulum pendidikan, sudah ada standar operasional prosedur (SOP) dari pusat.

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, yang hadir dalam kegiatan tersebut menyampaikan apresiasi kepada Kabupaten Tuban yang telah mendukung adanya Sekolah Rakyat yang termasuk dalam gelombang 1B.

Baca juga: Renovasi Gedung Sekolah Rakyat Dikebut, Pekerja Didatangkan dari Luar Madura

Khofifah Indar Parawansa menyebut, program ini  segera memulai masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) dalam waktu dekat, mengingat format Sekolah Rakyat mengadopsi sistem boarding school atau sekolah berasrama.

"Kami berharap anak-anak bisa segera menyesuaikan diri, tumbuh dalam lingkungan yang baik, dan mendapatkan hak pendidikan secara layak," kata Khofifah.

Menurutnya, program Sekolah Rakyat merupakan harapan baru bagi anak-anak yang selama ini terkendala untuk mengakses pendidikan formal.

Dengan semangat gotong royong, negara hadir memastikan tidak ada anak yang tertinggal dalam pendidikan, khususnya mereka yang berasal dari latar belakang sosial ekonomi rentan.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau