TUBAN, KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten Tuban mendukung penuh pelaksanaan program Sekolah Rakyat (SR) yang diinisiasi oleh Presiden Prabowo Subianto untuk memberikan akses pendidikan gratis dan berkualitas bagi anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem.
Program ini hadir sebagai bagian dari upaya besar negara untuk memutus mata rantai kemiskinan dan mendorong pemerataan pembangunan sumber daya manusia di seluruh pelosok negeri.
Bupati Tuban, Aditya Halindra Faridzky mengatakan, saat ini di Kabupaten Tuban telah terbentuk dua rombongan belajar untuk Sekolah Rakyat, masing-masing untuk jenjang SMP dan SMA, dengan total 50 siswa, atau masing-masing 25 siswa.
"Pagi tadi anak-anak calon siswa Sekolah Rakyat sudah mengikuti tes kesehatan oleh Dinkes P2KB Tuban," kata Aditya Halindra Faridzky usai menyerahkan bantuan sosial di Pendopo Krida Manunggal, Senin (21/7/2025).
Baca juga: Aturan Belum Jelas, Disdik Sumenep Bingung Siapkan Guru Sekolah Rakyat
Untuk sementara, lokasi pembelajaran siswa Sekolah Rakyat yang mulai aktif pada tanggal 1 Agustus 2025 nantinya bertempat di Balai Latihan Kerja (BLK) Kabupaten Tuban.
Selain itu, Pemerintah Kabupaten Tuban telah menyiapkan lahan seluas 5 hektar untuk dibangun sarana prasarana penunjang Sekolah Rakyat ke depannya.
"Sudah disurvei dan insya Allah tahun depan kalau sudah tidak ada persoalan bisa dibangun," ujarnya.
Adapun terkait pelaksanaan teknis, termasuk penggajian guru, penunjukan kepala sekolah, dan kurikulum pendidikan, sudah ada standar operasional prosedur (SOP) dari pusat.
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, yang hadir dalam kegiatan tersebut menyampaikan apresiasi kepada Kabupaten Tuban yang telah mendukung adanya Sekolah Rakyat yang termasuk dalam gelombang 1B.
Baca juga: Renovasi Gedung Sekolah Rakyat Dikebut, Pekerja Didatangkan dari Luar Madura
Khofifah Indar Parawansa menyebut, program ini segera memulai masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) dalam waktu dekat, mengingat format Sekolah Rakyat mengadopsi sistem boarding school atau sekolah berasrama.
"Kami berharap anak-anak bisa segera menyesuaikan diri, tumbuh dalam lingkungan yang baik, dan mendapatkan hak pendidikan secara layak," kata Khofifah.
Menurutnya, program Sekolah Rakyat merupakan harapan baru bagi anak-anak yang selama ini terkendala untuk mengakses pendidikan formal.
Dengan semangat gotong royong, negara hadir memastikan tidak ada anak yang tertinggal dalam pendidikan, khususnya mereka yang berasal dari latar belakang sosial ekonomi rentan.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang