Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perundungan Siswa SMPN Saat MPLS di Blitar, Keluarga Korban Minta Penyelesaian Hukum

Kompas.com, 21 Juli 2025, 19:29 WIB
Asip Agus Hasani,
Andi Hartik

Tim Redaksi

BLITAR, KOMPAS.com – Pihak keluarga dari siswa SMPN 3 Doko, Kabupaten Blitar, WV (12), yang menjadi korban pengeroyokan oleh siswa senior saat berlangsung Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) membantah adanya kesepakatan damai melalui penyelesaian secara kekeluargaan.

Ditemui di rumahnya di Desa Plumbangan, Kecamatan Doko, kakek korban bernama Karlan menegaskan bahwa pihak keluarga menolak perdamaian atas peristiwa perundungan dan pengeroyokan yang dialami cucunya.

“Tidak ada kata damai. Kami justru minta kasus ini diproses hukum,” ujar Karlan dalam Bahasa Jawa kepada awak media, Senin (21/7/2025) sore.

Baca juga: Perundungan Siswa Baru SMP di Blitar saat MPLS, Korban Alami Luka dan Trauma Psikis

Akibat pengeroyokan tersebut, kata dia, WV merasakan nyeri mulai dari bagian perut hingga kepala.

Menurut Karlan, sebelum dikeroyok puluhan siswa pada Jumat (18/7/2025), WV telah mengalami setidaknya dua kali perundungan di sekolahnya. Padahal, WV baru beberapa hari saja masuk sekolah sebagai siswa baru.

Meskipun, Karlan tidak dapat memastikan apakah pada perundungan pertama dan kedua yang dialami WV tersebut disertai aksi kekerasan fisik oleh pelaku.

Baca juga: Siswa SMPN di Blitar Di-bully Senior Saat MPLS, Dipanggil ke Belakang Kamar Mandi dan Dikeroyok

“Anaknya cerita ke saya. Gak berani cerita ke orangtuanya. Baru yang hari Jumat itu anaknya berani cerita karena sudah begitu keterlaluan,” ujar Karlan.

Atas dasar itulah, kata dia, pihak keluarga menolak upaya perdamaian dalam kasus tersebut.

“Seluruh keluarga tidak terima. Mau dilanjutkan secara hukum,” kata Karlan.

“Lha bagaimana lagi wong keadaannya seperti ini. Misal itu menimpa anak sampean sendiri apa ya sampean terima,” imbuhnya.

Karlan menambahkan bahwa WV merupakan anak pertama dari dua bersaudara yang kini tinggal hanya bersama ayahnya.

Ibu WV, kata dia, sudah cukup lama berada bekerja di Hongkong sebagai pembantu rumah tangga.

Tangkapan layar video yang memperlihatkan seorang anak berbaju dominan putih berinisial WV (12), siswa baru SMPN 3 Doko, dikerumuni puluhan siswa lainnya terutama kakak kelas dari kelas 8 dan 9, Jumat (18/7/2025).Dok. Istimewa Tangkapan layar video yang memperlihatkan seorang anak berbaju dominan putih berinisial WV (12), siswa baru SMPN 3 Doko, dikerumuni puluhan siswa lainnya terutama kakak kelas dari kelas 8 dan 9, Jumat (18/7/2025).
Pernyataan Karlan tersebut berkebalikan dengan pernyataan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Blitar, Adi Andaka, yang mengklaim pihak keluarga telah menyetujui penyelesaian secara kekeluargaan pada pertemuan hari Sabtu (19/7/2025).

“Muncul kesepakatan diselesaikan secara kekeluargaan degan beberapa permintaan dari orangtua kelas 7 (korban),” kata Adi, Senin pagi.

“Permintaannya juga disetujui bersama, yaitu ada beberapa anak (pelaku) yang diminta untuk ada pembinaan oleh Babinsa dan dilanjutkan hari Senin ini membuat pernyataan,” tambah Adi.

Adi juga mengatakan bahwa korban dalam keadaan baik-baik saja.

“Aman. Tidak ada apa-apa,” ujarnya.

Baca juga: Proses Penyidikan Kasus Pencabulan Pendeta di Blitar, Polisi: Minim Saksi

Diberitakan sebelumnya, WV menjadi korban pengeroyokan oleh sekitar 20 siswa senior SMP Negeri 3 Doko pada Jumat (18/7/2025) ketika berlangsung program MPLS bagi siswa baru. Rekaman video pengeroyokan itu viral di media sosial.

Kasus ini tengah ditangani Unit Perlindungan Perempuan dan Anak Satreskrim Polres Blitar.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar yang Curi Perhiasan Emas Bergaji Rp 3 Juta Lebih
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar yang Curi Perhiasan Emas Bergaji Rp 3 Juta Lebih
Surabaya
Syukur Aziz Jalani Hidup dengan Upah Rp 1.300 per Barang sebagai Kurir Paket
Syukur Aziz Jalani Hidup dengan Upah Rp 1.300 per Barang sebagai Kurir Paket
Surabaya
Hujan Deras, Tanah Longsor Timpa Rumah Warga di Madiun
Hujan Deras, Tanah Longsor Timpa Rumah Warga di Madiun
Surabaya
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar Jual Emas Curian untuk Beli Ponsel dan Cincin
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar Jual Emas Curian untuk Beli Ponsel dan Cincin
Surabaya
3 Bulan 111 Siswa SDN Tamberu 2 Telantar di Tenda, Solusi Bangun Gedung Baru
3 Bulan 111 Siswa SDN Tamberu 2 Telantar di Tenda, Solusi Bangun Gedung Baru
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau