Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Minim Respon Informasi, Keluarga Korban KMP Tunu Pratama Jaya Menyerah

Kompas.com, 15 Juli 2025, 07:34 WIB
Fitri Anggiawati,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Angin malam berembus sangat dingin saat Agus, warga Pasuruan, Jawa Timur menyeruput kopi yang baru saja dibuatnya di posko pencarian KMP Tunu Pratama Jaya di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur, Senin (14/7/2025).

Agus adalah satu dari beberapa keluarga korban KMP Tunu Pratama Jaya yang masih bertahan di posko hingga akhir.

Mereka menantikan kabar terbaru keluarganya yang turut menjadi penumpang kapal yang tenggelam di Selat Bali pada Rabu (2/7/2025).

"Saya sudah seminggu di sini, menggantikan ibunya Sakur. Saya saudaranya, berdua sama kakak saya," ungkap Agus.

Dia menjelaskan bahwa awal kedatangannya, informasi mengenai perkembangan pencarian masih cukup lancar diterima. Petugas memberikan laporan dua kali sehari.

Baca juga: Jasa Raharja Salurkan Santunan Rp 1,8 Miliar untuk Ahli Waris Korban KMP Tunu Pratama

Namun, situasi berubah pada Kamis (10/7/2025) malam, ketika informasi terbaru tidak lagi disampaikan.

"Mulai Kamis malam tidak ada pemberitahuan lagi sampai sekarang," keluhnya.

Agus menambahkan bahwa grup percakapan di aplikasi WhatsApp yang dibuat untuk keluarga korban pun tidak banyak membantu, karena minimnya respons petugas.

"Grup untuk keluarga korban hanya sekadar untuk sebuah harapan kosong saja. Secara bahasa sangat bermasalah, tapi mau dikomplain bagaimana," ujarnya.

Ketidakjelasan informasi membuat Agus merasa putus asa dan mempertanyakan tujuannya bertahan di posko.

"Saya bahkan pernah berpikir buruk. Saya di sini ngapain kalau saya hanya menunggu. Andaikan ada update, tapi informasi yang saya dapat justru dari media," tuturnya.

Baca juga: Operasi Pencarian KMP Tunu Pratama Jaya Dilimpahkan ke Wilayah

Seiring berjalannya waktu, semakin banyak keluarga korban yang memilih pulang karena kehilangan harapan.

"Sabtu malam akhirnya banyak keluarga sudah pulang karena kehilangan harapan," ungkap Agus.

Namun, mereka yang pulang pun merasa diombang-ambingkan, karena mendapatkan informasi mendadak terkait pendataan setelah tiba di rumah.

Agus juga menceritakan bahwa sebagian besar korban yang belum ditemukan adalah sopir yang mungkin terjebak di dalam kendaraan mereka.

"Tolong lihat di dalam (kapal) ada korban atau tidak. Jika tidak ada pengangkatan bangkai kapal, paling tidak ada pengangkatan korban," pintanya.

Kini, setelah operasi pencarian diserahkan kepada basis wilayah, Agus memutuskan pulang dan tidak menghadiri rapat yang diagendakan pada Selasa (15/7/2025) untuk membahas kelanjutan pencarian.

Baca juga: Bangkai KMP Tunu Pratama Jaya Akan Diangkat, Ini Rangkaian Prosesnya

Ketidakjelasan mengenai penjadwalan ulang rapat membuatnya merasa tidak ada alasan menunggu lebih lama.

"Sampai sekarang begini-begini saja, saya pulang saya," ucapnya lirih.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau