Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trauma Dituding Buang Ibunya ke Griya Lansia Malang, Anak Nasikah: Makan Saja Enggak Nafsu

Kompas.com, 1 Juli 2025, 18:51 WIB
Izzatun Najibah,
Icha Rastika

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Fitriya, anak kedua Nasikah, mengaku trauma setelah dihujat netizen karena dituding membuang ibunya ke Griya Lansia Malang.

Kisah Fitriya bersama saudaranya, Sri Rahayu (42) yang mengantar ibunya, Nasikah (74) ke Griya Lansia Husnul Khatimah Malang viral setelah video mereka diunggah Ketua Yayasan Griya Lansia, Arief Camra ke media sosial.

Dalam video yang diunggah Arief Camra (kini sudah di-take down), Arief menuliskan caption “Dua anak kandung buang ibunya ke Griya Lansia, Sidoarjo, Jumat 27 Juni 2025. Jangan nangis dengan berita ini… dalam draft yang ditandatangani, jika beliau ini tutup usia, maka dua anaknya nggak perlu dikabari.”

Fitriya menyayangkan narasi “buang” yang ditulis oleh Arief hingga mengaku masih trauma. Padahal, dia berniat menitipkan bukan membuang, sehingga banyak serangan komentar dari netizen.

“Masih ada (trauma). Saya sendiri yang ya apa (sedih) kok bisa sampai seperti ini. Nggak tenang sama sekali, makan enggak nafsu,” kata Fitriya, saat dihubungi Kompas.com, Selasa (1/7/2025).

Baca juga: Anak Nasikah Pernah Coba Titipkan Ibunya ke Rumah Sosial Pemprov Jatim tetapi Ditolak

Serangan tidak hanya datang dari digital, rekan kerja Fitriya di pabrik dan tetangga sekitar rumah pun banyak yang heran dengan tindakan Fitriya dalam video Arief Camra.

“Kalau teman-teman yang sudah kenal lama gitu tidak apa-apa karena sudah tahu biasanya seperti apa (hubungan Fitriya ke ibunya). Yang enggak kenal ini, yang keseharian jarang komunikasi secara pribadi, kepikiran yang negatif,” tuturnya. 

Namun, per hari ini dia mengaku sudah aktif kembali bekerja setelah libur sehari karena beberapa pihak yang berkunjung untuk menengok kondisi Nasikah.

“Saya sudah masuk kerja. Baru masuk hari ini, kemarin ambil libur karena Pak Kapolsek Mulyorejo mau ke rumah. Baru kerja ini, tidak apa-apa,” ujarnya.

Kini, setelah kasus viral, Fitriya mengaku lebih menutup diri dan jarang berkomunikasi dengan lingkungan rumahnya.

Kendati demikian, dia tidak bisa mencegah komentar-komentar yang datang ke dirinya dan keluarga. Dia lebih memilih tidak menggubris

“Yang menyalahkan itu saya berusaha menutup mata, enggak menggubris. Yang tahu saya, saya yang menjalani, gitu saja. Karena dari video itu orang-orang berpikiran kalau saya nggak merawat dari dulu,” kata dia.

Baca juga: Pengakuan Anak yang Titipkan Ibunya ke Griya Lansia Malang: Niat Saya Cuma Minta Bantuan, tetapi Kok Diviralkan?

Sebelumnya, Ketua Yayasan Griya Lansia, Arief Camra di media sosial, mengaku menolak niatan Fitriya yang menitipkan ibunya dengan alasan Nasikah masih memiliki keluarga.

“Karena terjadi perselisihan antar saudara, saling lempar tanggung jawab ibunya, maka terpaksa saya beri tawaran yang agak berat,” kata Arief dalam media sosialnya.

Arief memberikan tawaran, Nasikah boleh dititipkan dengan syarat tidak boleh dijenguk dan ketika meninggal tidak akan dikabari.

“Supaya niatan itu tidak terwujud. Tapi niatan beliau sampai hari H masih menggebu-gebu untuk menyerahkan,” ujarnya.

Baca juga: Kondisi Nasikah Usai Viral Dituding Dibuang Anaknya

Arief pun mengunggah konten saat Fitrinya dan saudaranya menyerahkan ibunya karena alasan sebagai tanggung jawab transparansi ke donatur.

Seluruh pernyataan Arief dalam video tersebut dibantah oleh Fitriya dan Nasikah. Kini, Nasikah telah dibawa pulang dari Griya Lansia setelah menginap semalam.

Nasikah sekarang tinggal di sebuah kamar kos di kawasan Babatan Surabaya sejak Senin (30/6/2025).

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau