Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tonjolkan Tari Gandrung, Video Perpisahan SMPN 3 Muncar Banyuwangi Panen Apresiasi

Kompas.com, 13 Juni 2025, 18:31 WIB
Fitri Anggiawati,
Icha Rastika

Tim Redaksi

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Sebuah video perpisahan milik SMP Negeri 3 Muncar, Banyuwangi, Jawa Timur menjadi perbincangan di media sosial karena mengusung konsep yang unik.

Dalam video berdurasi sekitar empat menit, SMPN 3 Muncar menyelipkan tarian kebanggaan warga Bumi Blambangan, yaitu tari gandrung.

Dalam gelapnya malam, diterangi cahaya senter ponsel para siswa, sang penari gandrung tampak menari dengan luwes.

Pengonsep video ini adalah guru seni budaya di sekolah tersebut, Ike Dian Susanti bersama seorang guru pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan (PJOK), Yunus dengan dibantu delapan siswa dari kelas 9, serta sepuluh siswa dari OSIS.

Mereka bersama-sama menyusun agenda video perpisahan itu.

"Saya dibantu satu teman guru, namanya Pak Yunus yang memang sangat akrab dengan para siswa, kami bersama-sama mematangkan konsepnya," kata Ike, Jumat (13/6/2025).

Baca juga: Dedi Mulyadi Bikin Sayembara Video Perpisahan Sekolah, Hadiahnya Ratusan Juta

Ide menghadirkan tarian gandrung tercetus ketika Ike mendengar sebuah musik milik grup band kenamaan, Kotak yang berkolaborasi dengan maestro gandrung Banyuwangi, Temu Misti serta maestro biola, Pak Buang.

Penari yang tampil pun diambil dari seorang siswi kelas 7 yang tengah berlatih tari pada hari H pembuatan video, dan saat itu juga diajak untuk berpartisipasi.

"Sebetulnya, di kelas 9 ada penari terbaik juara se Kabupaten Banyuwangi, tapi kami libatkan siswa kelas 7 agar siswa kelas 9 dapat duduk manis mengikuti konsep agenda," tuturnya.

Konsep gandrung ditekankan karena ia ingin mengingatkan kepada para siswa yang berbahagia dengan kelulusannya untuk tak melupakan unsur Banyuwangi yang ada di dalam diri mereka.

Proses pembuatan koreografi pun sangat cepat. Sang penari yang memiliki bakat dasar tari itu hanya perlu latihan selama lima menit sebelum video diambil.

Baca juga: Keluhan Orangtua Siswa SMP di Batam soal Perpisahan Sekolah di Hotel, Singgung Dedi Mulyadi

Untuk kostum, pihaknya mendapatkan dukungan dari sanggar tari Kuwung Wetan.

Ike menceritakan, sekolahnya memang cukup eksis di bidang kesenian dan sering keluar sebagai juara tingkat kabupaten hingga nasional.

"Kami juara 1 penari terbaik tingkat Kabupaten Banyuwangi berturut-turut. Pada pemilihan gandrung gurit Mangir di Cluring juga kami juara 1 terbaik tingkat kabupaten. Kami juga juara tari FLS3N (Festival Lomba Seni dan Sastra Siswa Nasional)," tuturnya. 

Tak hanya tari, sekolah tersebut berprestasi di bidang kesenian lainnya, seperti musik ensambel, musik tradisional, dan musik pantomim.

Ike menceritakan, saat proses pembuatan video tari gandrung yang menggandeng tim fotografer dari Kecamatan Songgon, sebanyak 273 siswa dari 7 kelas itu hanya butuh pengambilan video sebanyak dua kali.

"Hanya dua kali take, anak-anak manut dan semuanya ingin yang terbaik," tuturnya.

Dengan ramainya perbincangan terkait konsep video perpisahan yang menyelipkan tarian gandrung itu, Ike mengaku sekolahnya panen apresiasi dari berbagai pihak.

Baca juga: Sebanyak 1.350 Penari Tampil di Festival Gandrung Sewu 2024 di Pantai Boom Banyuwangi

Ike dengan gembira menceritakan bahwa dua hari lalu ia mendapatkan telepon dari sang kepala sekolah yang mendapatkan apresiasi dari Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani dan Dinas Pendidikan Kabupaten Banyuwangi.

"Video kami juga dipakai story oleh Ibu Bupati, itu yang membuat kami terharu," ucapnya dengan suara bergetar.

Apresiasi dalam bentuk lain pun diterima SMPN 3 Muncar, yaitu dengan makin banyaknya calon siswa yang mendaftar ke sekolah tersebut. Tak hanya dari Muncar, siswa bahkan datang dari kecamatan lain.

Kini, Ike yang telah mengabdi selama empat tahun di sekolah itu pun berharap sekolahnya dapat kian berprestasi, baik dari sisi akademik maupun non-akademik.

"Semoga seni dan olahraga semakin menonjol. Dan yang terpenting semoga sekolah kami semakin berprestasi, lebih baik lagi," kata dia. 

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau