Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Festival Kuliner Pasar Guyub 2025, Saat Gen Z Menemukan Rasa dan Cerita dari Nusantara

Kompas.com, 12 Juni 2025, 22:26 WIB
Suci Rahayu,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Surabaya menjadi tuan rumah Festival Kuliner Pasar Guyub 2025 yang berlangsung di Grand City Mall mulai 11 hingga 22 Juni 2025.

Festival ini tidak hanya sekadar perayaan makanan, tetapi juga menjadi ruang interaksi antara generasi muda dan kekayaan kuliner warisan bangsa, terutama makanan ringan tradisional yang semakin sulit ditemukan.

Iwan Wijaya, Marketing Communication Manager Grand City Surabaya, menjelaskan bahwa tahun ini Pasar Guyub akan lebih banyak menampilkan jajanan dan makanan ringan khas daerah.

"Guyub Rukun sudah masuk tahun kedua. Fokus kali ini lebih ke makanan ringan, snack tradisional. Meski begitu, tetap ada beberapa makanan berat agar pengunjung bisa sekaligus makan siang atau malam di sini," ujarnya.

Baca juga: Cegah Kasus Ayam Goreng Widuran, Satgas Halal Kemenag Solo Sidak Pelaku Kuliner

Festival ini akan menampilkan berbagai kuliner dari berbagai daerah, seperti Selendang Mayang khas Betawi hingga Kue Lumpur Kentang dari Semarang.

Setiap tenant akan membawa cita rasa dan cerita dari daerah asal mereka.

Sebanyak 40 stand kuliner dari kota-kota seperti Bandung, Jakarta, Yogyakarta, Solo, Palembang, hingga Pontianak akan hadir, menawarkan cita rasa yang tidak hanya enak tetapi juga sarat makna sejarah.

"Ada Selendang Mayang, itu kuliner Betawi yang benar-benar jadul dan sekarang susah ditemukan. Harus dilestarikan," kata Iwan Wijaya.

Namun, mengenalkan makanan warisan kepada generasi muda, terutama Gen Z, bukanlah hal yang mudah.

Iwan mengakui perlu pendekatan yang lebih kreatif untuk menarik perhatian mereka.

Baca juga: Kuliner Betawi Serbu Surabaya, Nostalgia Rasa Jakarta di Tengah Pasar Atom

"Anak-anak muda sekarang lebih tertarik pada makanan yang viral. Jadi kami gunakan influencer, karena mereka aktif di Instagram dan TikTok," sambungnya.

Harga kuliner yang ditawarkan tetap terjangkau meskipun ada sedikit penyesuaian karena para pelaku usaha datang langsung dari kota asalnya.

"Mereka membawa bahan dan resep otentik. Jadi walau ada perubahan harga, itu masih masuk akal dan tetap bersahabat untuk anak muda," tambah Iwan.

Dimas Pramudya, perwakilan penyelenggara dari Jiiscomm, juga menambahkan bahwa para tenant yang dihadirkan telah melalui proses kurasi yang ketat.

"Kuliner legendaris ini banyak yang nyaris punah. Kadang hanya bisa ditemukan di satu tempat. Kami harus jemput bola dan yakinkan mereka untuk tampil di sini," ucapnya.

Baca juga: Cerita Koko Jony, Pelestari Sagu Sep Kuliner Khas Suku Marind di Merauke

Lebih dari sekadar festival, Pasar Guyub merupakan bentuk nyata pelestarian budaya dalam format yang dekat dengan gaya hidup kekinian.

Dengan sentuhan visual modern, pilihan menu yang otentik, dan pendekatan digital melalui media sosial, festival ini menjembatani generasi muda dengan warisan leluhurnya melalui rasa.

Festival kuliner ini menargetkan 8.000 pengunjung pada hari biasa dan 15.000 pada akhir pekan, angka yang optimistis tetapi realistis.

Mengingat antusiasme masyarakat, khususnya anak muda, terus bertumbuh terhadap hal-hal berbau lokal yang dikemas dengan cara yang relevan.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau