BLITAR, KOMPAS.com – Riadi, seorang warga Desa Salam, Kecamatan Wonodadi, Kabupaten Blitar, kini ketakutan setelah buaya yang dipeliharanya selama delapan tahun telah tumbuh besar dengan panjang sekitar tiga meter.
Ia memelihara buaya itu di samping rumahnya. Keberadaan buaya milik Riadi kini membuat resah warga sekitar.
Warga pun mendesak agar buaya itu segera dipindahkan dari desa mereka.
Kasi Pemadam dan Penyelamatan pada Unit Damkar Kabupaten Blitar, Tedy Prasojo menyampaikan bahwa keberadaan buaya tersebut membawa risiko tinggi bagi keselamatan warga.
“Ukuran kandang buaya lebih kecil dibandingkan ukuran buaya,” ujar Tedy.
Kandang buaya tersebut hanya berukuran sekitar 2,5 meter x 1 meter, sedangkan buaya telah tumbuh panjang sekitar tiga meter.
“Waktu tadi saya cek ke lokasi, posisi ekor dan kepala buaya itu sampai harus ditekuk karena ukuran kandangnya terlalu kecil,” katanya.
Tedy juga menyoroti kekuatan dinding kandang yang dinilai terlalu ringkih, dengan ketebalan hanya sekitar tujuh sentimeter.
“Betul. Buayanya kalau sampai berontak mestinya tidak sulit menjebol dinding kandang,” ujarnya.
Meski telah menerima laporan mengenai buaya tersebut, Tedy mengaku pihaknya tidak dapat berbuat banyak karena tidak memiliki peralatan memadai untuk memindahkan buaya besar.
“Kami tidak punya alat untuk membius satwa besar seperti itu. Dan kami tidak berani kalau tidak dibius lebih dulu. Pasti akan membahayakan teman-teman,” tuturnya.
Saat ini, Tedy menyampaikan bahwa pihaknya telah melaporkan keberadaan buaya yang jenisnya belum diketahui itu ke Tim SAR Surabaya.
Kepala Desa Salam, Kurniawan Zuhri menyampaikan bahwa pemilik buaya, Riadi awalnya tidak menyangka peliharaannya akan tumbuh sebesar sekarang.
“Ceritanya dulu waktu dibawa ke sini mungkin masih seukuran kadal. Mungkin dulu bawanya juga dari Papua pakai botol aqua karena masih bayi,” ungkap Kurniawan saat dihubungi melalui sambungan telepon, Senin (2/6/2025) sore.
Baca juga: Warga Bantul Dikejutkan Kemunculan Buaya di Sungai Progo, Terekam Video
Keresahan pemilik maupun warga sekitar sebenarnya sudah muncul sejak dua hingga tiga tahun lalu.
Kurniawan menyebutkan bahwa Riadi dan warga sekitar telah mendesaknya untuk mengambil langkah guna memindahkan buaya berbahaya itu.
Dia mengaku telah melaporkan situasi ini ke pihak Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) yang telah melakukan dua kali kunjungan ke lokasi.
Namun, tidak ada tindak lanjut dari BKSDA hingga Kurniawan kembali menghubungi mereka pekan lalu dan mendapatkan informasi bahwa BKSDA tidak lagi berwenang menangani satwa liar.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang