Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Ikut Demo, Ojol di Bangkalan Keluhkan Sepi Orderan Dampak Kenaikan Tarif Aplikasi

Kompas.com, 19 Mei 2025, 21:30 WIB
Yulian Isna Sri Astuti,
Icha Rastika

Tim Redaksi

BANGKALAN, KOMPAS.com - Kenaikan tarif ojek online (ojol) berdampak pada sejumlah pengemudi ojol di Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur.

Meski begitu, para pengemudi ojol di Bangkalan mengaku tak mengikuti demo akbar yang akan dilakukan Selasa (20/5/2025) besok. 

Salah satu pengemudi ojol di Kabupaten Bangkalan, Tegar Putra (36) mengaku terjadi kenaikan tarif aplikasi.

"Naik sekarang jadi 25 sampai 30 persen. Jadi kalau harga makanan itu Rp 10.000 nanti jadinya di aplikasi Rp 13.000 sampai Rp 14.000," ujarnya, Senin (19/5/2025).

Baca juga: Ojol Serang Bakal Off-Bid Massal Selasa Besok jika Tak Diterima Gubernur Banten

Harga tersebut juga masih ditambah dengan biaya layanan dan biaya peduli lingkungan. Dengan demikian, tarif yang dibebankan ke konsumen jauh dari harga awal.

"Ya akibatnya, pelanggan banyak yang enggak jadi order karena melihat harganya naik," katanya. 

Ia juga mengatakan, sejak terjadi kenaikan tarif aplikasi, jumlah orderan menurun. Bahkan, untuk mendapat 10 orderan, dia harus menunggu hingga larut malam.

"Dulu biasanya sehari bisa 10 sampai 15 orderan. Kalau sekarang, dapat 5 orderan sudah Alhamdulillah. Kalau mau dapat 10 orderan harus nunggu sampai malam," ujarnya. 

Salah satu pengemudi ojol lain, Samsul (40) juga mengaku keberatan dengan adanya fitur tawar-menawar di aplikasi. Menurutnya, fitur itu mengurangi jumlah pendapatan pengemudi.

"Kalau tawar menawar jadinya pelanggan itu nawar lebih murah. Kita mau enggak mau terima supaya ada pemasukan," katanya.

Baca juga: Besok Demo, Ojol Surabaya Ancam Segel Kantor Aplikasi yang Tak Kooperatif

Ia juga mengaku, fee untuk pengemudi juga mengalami pemotongan. Semula, setiap sekali antar pesanan, ia mendapatkan fee pengiriman Rp 10.000 hingga Rp 12.000. 

"Sekarang pengemudi hanya dapat Rp 6.500 dan paling mentok Rp 8.000," ungkapnya.

Ia berharap, pihak perusahaan ojol bisa lebih memperhatikan para pengemudi. Sebab, tak sedikit masyarakat yang menggantungkan hidup dengan mengaspal di jalan.

Sementara itu, terkait aksi demonstrasi yang akan dilakukan esok hari, Samsul mengaku hingga kini komunitas ojol di Bangkalan belum mendapatkan perintah untuk mengikuti demo.

"Sampai saat ini di grup belum ada perintah untuk ikut demo. Kita nunggu perintah, kalau berangkat ya berangkat. Kalau enggak ya kita disini," ucapnya. 

Salah satu pengguna, Chusnul mengaku tarif di aplikasi ojol semakin naik. Akibatnya, ia memilih menggunakan jasa pesan antar lokal.

"Saya mulai beralih ke jasa pesan antar lokal. Jadi disini ojek pengkolan itu ada yang buat grup untuk bisa melayani pesan antar juga. Memang tidak pakai aplikasi, tapi melalui whatsApp kalau mau order. Harga makanan sesuai harga resto dan tarifnya juga murah," kata dia. 

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau