Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspada, Komplotan Jambret Mengincar Bocil Main HP di Surabaya, Pelaku Kerap Ganti Pelat Nopol

Kompas.com, 14 Mei 2025, 17:36 WIB
Bilal Ramadhan

Editor

SURABAYA, KOMPAS.com - 2 pria penjambret ponsel (hape) bocah SD di emperan poskamling RW 03 Jalan Sambisari I, Lontar, Sambikerep, Surabaya pada Minggu (11/5/2025) siang, diduga memang spesialis penjambret hape bocah cilik atau bocil.

Menurut Ketua Linmas RW 03, Ahmad Farid, kedua pelaku yang berboncengan sepeda motor matik sempat berkeliling di pemukiman kawasan tersebut, sebelum akhirnya menjambret korban berinisial DA (7).

Kala itu, korban DA memang sedang asyik bermain gawai bersama 6 orang temannya.

Lantaran keasyikan, korban DA tak menyadari kedatangan pelaku yang berjalan mendekati dirinya.

Tak pelak, lanjut Farid, korban DA hanya tertegun dan syok setelah hape merek Vivo yang sedang mainkannya tiba-tiba raib 'digasak' pelaku.

"Langsung dijambret saja. Langsung lari. Korban syok beberapa menit. Terus temannya lari ke jalan teriak maling, jambret," ujar Farid saat ditemui di lokasi, Rabu (14/5/2025).

Baca juga: Tak Kapok Masuk Penjara Berkali-kali, Raja Jambret Kembali Berulah di Malang Raya

Berdasarkan informasi yang diketahui Farid, kedua pelaku ditengarai masih berusia remaja.

Postur tubuh kedua pelaku cenderung kurus.

Khusus, pelaku yang bertindak sebagai eksekutor penjambretan, postur tubuhnya, cenderung tinggi.

Ia menduga, keduanya merupakan komplotan spesialis penjambretan hape yang menyasar korban anak-anak di tengah pemukiman warga.

Apalagi, beberapa file CCTV yang sempat merekam aksi kedua pelaku sebelum beraksi, ternyata pelaku sempat berusaha mengganti pelat nopol sepeda motor matik sarana aksinya.

"Keliling situ mantau saja. Keliling kedua dia lepas pelat nomor. Langsung berhenti di situ pura-pura foto-foto, lalu mantau situasi ngambil ponsel. Iya ada eksekutor dan joki," beber Farid.

Baca juga: Pria Jambret Kalung Emas Senilai Rp 36 Juta di Jalanan Jembrana, Ditangkap di Denpasar

Ia menambahkan, kasus penjambretan tersebut belum dilaporkan oleh pihak korban secara resmi ke markas kepolisian setempat.

Namun, semenjak video CCTV aksi kedua pelaku viral di media sosial, beberapa orang yang diduga anggota kepolisian sudah mendatangi lokasi untuk melakukan pengecekan.

Oleh karena itu, ia berharap, pihak kepolisian dapat segera menangkap pelaku penjambretan tersebut, mengingat aksi kriminalitas jalanan di kawasan tersebut, marak terjadi.

"Ya harapannya segera ditangkap, biar ada efek jera. Dan warga enggak resah. Di sini sering kejadian curanmor juga," pungkasnya.

Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Update Komplotan Jambret Mengintai Bocil Main Hape di Surabaya, Pelaku Sempat Ganti Pelat Nopol.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar yang Curi Perhiasan Emas Bergaji Rp 3 Juta Lebih
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar yang Curi Perhiasan Emas Bergaji Rp 3 Juta Lebih
Surabaya
Syukur Aziz Jalani Hidup dengan Upah Rp 1.300 per Barang sebagai Kurir Paket
Syukur Aziz Jalani Hidup dengan Upah Rp 1.300 per Barang sebagai Kurir Paket
Surabaya
Hujan Deras, Tanah Longsor Timpa Rumah Warga di Madiun
Hujan Deras, Tanah Longsor Timpa Rumah Warga di Madiun
Surabaya
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar Jual Emas Curian untuk Beli Ponsel dan Cincin
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar Jual Emas Curian untuk Beli Ponsel dan Cincin
Surabaya
3 Bulan 111 Siswa SDN Tamberu 2 Telantar di Tenda, Solusi Bangun Gedung Baru
3 Bulan 111 Siswa SDN Tamberu 2 Telantar di Tenda, Solusi Bangun Gedung Baru
Surabaya
Pemkot Surabaya Berencana Bongkar Kampung Taman Pelangi Bulan Ini
Pemkot Surabaya Berencana Bongkar Kampung Taman Pelangi Bulan Ini
Surabaya
Hama Anjing Tanah Serang Tanaman Padi di Sumenep, Petani Merugi
Hama Anjing Tanah Serang Tanaman Padi di Sumenep, Petani Merugi
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau