Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Eri Cahyadi Berharap Karnaval Budaya dapat Perkuat Persaudaraan Kota se-Indonesia

Kompas.com, 9 Mei 2025, 22:04 WIB
Azwa Safrina,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Wali kota Surabaya, Eri Cahyadi, menyampaikan harapannya bahwa Karnaval Budaya yang digelar dalam rangka Musyawarah Nasional (Munas) VII Apeksi dapat mempererat persaudaraan antarwarga.

Hal tersebut diungkapkan Eri saat menyambut kehadiran ribuan peserta karnaval di depan Balai Pemuda Alun-Alun Kota Surabaya pada Jumat (9/5/2025) malam.

Eri menekankan pentingnya karnaval ini sebagai pengingat bahwa masyarakat Indonesia terdiri dari beragam suku, ras, dan agama.

Baca juga: Tari Merak hingga Perang Majapahit Meriahkan Karnaval Budaya 2025

“Ditunjukkan setiap daerah mengirimkan delegasinya (untuk ikut Karnaval Budaya),” ujarnya.

Ia berharap karnaval ini dapat menjadi simbol untuk mempererat silaturahmi dan persaudaraan antarwarga, tanpa memandang latar belakang.

“Kita akan menjaga warga dari manapun mereka berasal karena mereka adalah (bagian) NKRI,” tambahnya.

Eri juga menilai bahwa Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi) dapat menjadi pemersatu budaya serta wisata daerah masing-masing.

Peserta perwakilan pemerintah Kota Samarinda dalam Karnaval Budaya Munas VII Apeksi di Surabaya, Jumat (9/5/2025).KOMPAS.com/AZWA SAFRINA Peserta perwakilan pemerintah Kota Samarinda dalam Karnaval Budaya Munas VII Apeksi di Surabaya, Jumat (9/5/2025).

“Bagaimana dengan wisata merasa 1 saudara. Apeksi disatukan budaya, wisata, dan hati,” pungkasnya.

Pantauan Kompas.com, ribuan peserta karnaval berhasil menghibur penonton yang memadati trotoar di sepanjang Jalan Tunjungan hingga Jalan Gubernur Suryo sebelum mencapai titik finis di Balai Pemuda Alun-Alun Kota Surabaya.

Pengunjung dari berbagai kalangan, mulai dari orang dewasa hingga anak-anak, memenuhi sisi kanan dan kiri area festival.

Baca juga: Ada Karnaval Semua Wali Kota di Surabaya, Berikut Jalan yang Dialihkan

Kota Surabaya sendiri membawa budaya arak-arakan manten pegon yang memimpin barisan paling depan, dilepas oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Surabaya, Ikhsan, dari pertigaan Jalan Genteng Besar dan Jalan Tunjungan pada pukul 18.30 WIB.

Karnaval ini mengusung tema “Surga Budaya Cahaya” dan akan menampilkan keanekaragaman budaya dari seluruh Indonesia.

Para wali kota yang berpartisipasi mengenakan pakaian adat khas dari daerah masing-masing saat melintasi rute yang dimulai dari Jalan Tunjungan menuju Balai Pemuda.

Acara ini merupakan bagian dari Musyawarah Nasional (Munas) VII Apeksi yang telah berlangsung sejak 8 hingga 10 Mei 2025.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau