SUMENEP, KOMPAS.com - Kakek Mardikan (67) yang sebelumnya sempat mengalami sesak napas, akhirnya siap berangkat ke Tanah Suci Mekkah untuk menunaikan ibadah haji.
Warga Kecamatan Lenteng, Kabupaten Sumenep ini harus mendapatkan perawatan intensif setelah mendadak sesak napas sekitar satu jam sebelum pelepasan jemaah calon haji dari Gelanggang Olahraga (GOR) A Yani Sumenep menuju Asrama Haji Sukolilo Surabaya.
"Saat itu saya lelah dan mendadak sesak napas," imbuh Mardikan.
Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI) kloter 23 dari Kementerian Agama (Kemenag) Sumenep, Nurun Naem, menjelaskan bahwa Mardikan segera diberangkatkan lebih awal ke Asrama Haji Sukolilo Surabaya menggunakan ambulans.
Baca juga: Kondisi Membaik, Jemaah Haji asal Sampang Akan Terbang ke Mekkah Malam Ini
Sesampainya di Surabaya, Mardikan langsung dirawat di Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Umum Haji Surabaya.
"Kondisi beliau sudah stabil, dan diizinkan terbang menuju Tanah Suci," kata Naem.
Selama berada di IGD, petugas melakukan nebulizer kepada Mardikan.
Nebulizer adalah alat yang digunakan untuk memasukkan obat dalam bentuk uap agar dapat dihirup ke dalam paru-paru.
"Petugas juga melakukan observasi dyspnea, yaitu proses pengamatan dan pemantauan kondisi sesak napas pada pasien," ujarnya.
Naem menambahkan bahwa observasi dyspnea melibatkan penilaian terhadap gejala, penyebab, dan tingkat keparahan sesak napas untuk menentukan langkah-langkah penanganan yang tepat.
Kemenag mencatat, Mardikan merupakan satu dari 300 jemaah calon haji asal Kabupaten Sumenep yang masuk kategori risiko tinggi (risti).
Sebelumnya, pada Kamis (8/5/2025), Omyani, anak Mardikan, tidak kuasa menahan tangis ketika melihat bapaknya harus berangkat ke Asrama Haji Surabaya menggunakan ambulans, terpisah dari calon jemaah haji lainnya.
Baca juga: Anggota DPRD Kota Tegal Diduga Berangkatkan Jemaah Haji Ilegal
Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Kabupaten Sumenep, Elljya Fardasah, menjelaskan bahwa keputusan untuk memberangkatkan Mardikan lebih awal dengan ambulans diambil karena kondisinya tidak memungkinkan untuk menunggu pemberangkatan sesuai jadwal.
"Karena kondisinya tidak memungkinkan untuk menunggu pemberangkatan JCH (jemaah calon haji) sesuai jadwal," ungkap Elljya.
"Kondisinya sesak, dari bawaan. Kan memang ada JCH dengan risiko tinggi. Kami siapkan ambulans untuk mengawal itu," tambahnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang