Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dapat Ancaman, Korban TPPO yang Tewas di Kamboja Pernah Bilang "Doain Saya Dapat Target"

Kompas.com, 16 April 2025, 15:34 WIB
Fitri Anggiawati,
Icha Rastika

Tim Redaksi

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Rizal Sampurna, pemuda asal Banyuwangi, Jawa Timur, yang menjadi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO) di Kamboja, menerima ancaman sebelum dikabarkan meninggal dunia.

Pria berusia 30 tahun yang dipekerjakan sebagai scammer di Kamboja itu mengaku diancam bakal dipindah ke Myanmar atau Vietnam jika tidak mencapai target yang ditetapkan.

Hal tersebut diceritakan Rizal kepada kawan karibnya sejak masa sekolah, Anis Zulkarnain, yang cukup sering berkomunikasi dengan Rizal sebelum dan sesampainya di Kamboja.

“Doain saya target. Jika tidak target, bisa dipindah ke Myanmar atau Vietnam,” kata Anis menirukan ucapan Rizal kepadanya, Selasa (15/4/2025).

Baca juga: Keluarga Menanti Kepastian Jasad Korban TPPO di Kamboja Asal Banyuwangi

Ketika ditanya apa yang akan terjadi pada dirinya jika dipindah ke dua negara itu, Rizal tidak menjelaskan hal itu. 

Namun, dia bertutur kepada Anis bahwa kondisi di Kamboja masih dapat dikatakan aman jika dibandingkan dengan dua negara tersebut.

Pada beberapa kesempatan, saat video call, Rizal memperlihatkan bagaimana kondisinya ketika bekerja.

Rizal menghadap komputer tetapi dalam kondisi tangan sebelah terborgol.

Namun lagi-lagi, ketika ditanya, Rizal yang memiliki kepribadian tertutup itu tidak menjelaskan mengapa tangannya diborgol dan mengatakan bahwa perlakuan seperti itu sudah biasa diterimanya.

“Yawis memang kayak gini,” katanya.

“Entah karena sistemnya seperti itu atau bagaimana,” tutur Anis.

Soal gaji pun, Rizal menceritakan bahwa api jauh dari panggang, yaitu Rizal dijanjikan bekerja dengan gaji 800 dollar AS, tetapi faktanya hanya menerima gaji sebesar 300 dollar AS.

Baca juga: Bupati Ipuk Ungkap Kesulitan dalam Pulangkan Jenazah Korban TPPO di Kamboja

Anis tidak mengetahui awal mula Rizal berangkat ke Kamboja.

Dia mengetahui saat temannya itu telah melakukan perjalanan dari Bali menuju Medan, untuk melewati jalur laut ke Malaysia, dan kemudian jalur darat ke Kamboja.

“Terakhir ketemu, kerja di Bali. Tahu-tahu sudah jalan sama temannya ke Kamboja, tidak tahu temannya siapa,” ujar Anis.

Kepada kawannya itu, pria 36 tahun itu juga sudah memperingatkan untuk menimbang kembali perjalanan yang akan dilakukan Rizal, mengingat rekam buruk nama Kamboja yang telah banyak memakan korban.

Namun, Rizal tetap berangkat ke Kamboja bersama 20 orang lainnya, hingga akhirnya pada 6 April 2025, dia mendapatkan kabar bahwa Rizal meninggal dunia.

“Saya kaget dengar kabar dia meninggal dunia,” kata dia. 

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar yang Curi Perhiasan Emas Bergaji Rp 3 Juta Lebih
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar yang Curi Perhiasan Emas Bergaji Rp 3 Juta Lebih
Surabaya
Syukur Aziz Jalani Hidup dengan Upah Rp 1.300 per Barang sebagai Kurir Paket
Syukur Aziz Jalani Hidup dengan Upah Rp 1.300 per Barang sebagai Kurir Paket
Surabaya
Hujan Deras, Tanah Longsor Timpa Rumah Warga di Madiun
Hujan Deras, Tanah Longsor Timpa Rumah Warga di Madiun
Surabaya
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar Jual Emas Curian untuk Beli Ponsel dan Cincin
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar Jual Emas Curian untuk Beli Ponsel dan Cincin
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau