Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahasiswa PTN di Malang Diduga Bunuh Diri dengan Lompat dari Jembatan

Kompas.com, 10 April 2025, 11:56 WIB
Nugraha Perdana,
Bilal Ramadhan

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Seorang pria muda ditemukan tergeletak di bawah Jembatan Tunggulmas, Kota Malang, Jawa Timur pada Kamis (10/4/2025) sekitar pukul 05.30 WIB.

Diduga pemuda tersebut sengaja mengakhiri hidupnya berdasarkan hasil identifikasi sementara polisi terhadap luka-luka pada bagian tubuh korban.

Kapolsek Lowokwaru, Kompol Anang Tri Hananta mengatakan, korban ditemukan oleh seseorang bernama Ahmad Yusuf yang hendak mencari ikan di Sungai Brantas yang berada di bawah jembatan.

Saksi tersebut melihat korban sudah dalam kondisi terlentang dengan mengenakan pakaian lengkap, tidak bergerak dan kaki tertekuk. Saksi selanjutnya melaporkan penemuan tersebut ke Kantor Polsek Lowokwaru.

"Awalnya dikira saksi bahwa pria ini merupakan korban kecelakaan, tetapi tidak ditemukan adanya kendaraan pria ini di sekitar lokasi kejadian," kata Kompol Anang, Kamis (10/4/2025).

Baca juga: Sederet Fakta Dokter Residen Unpad Perkosa Keluarga Pasien, Pelaku Dipecat dan Sempat Mencoba Bunuh Diri

Selanjutnya, polisi bersama tim Inafis mendatangi lokasi kejadian dan melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP). Korban oleh tim relawan dibawa ke Kamar Jenazah Rumah Sakit (RS) Saiful Anwar Malang.

"Kondisi korban sudah meninggal, karena mayatnya sudah kaku, itu diperkirakan antara jam 10 sampai dengan jam 12, ditemukan kira-kira 5 jam," katanya.

Baca juga: Wanita yang Coba Bunuh Diri di Rel Kereta Api Serpong Harus Biayai 2 Adik sejak Orangtua Pisah

Korban diduga sengaja melompat ke bawah sungai dari jembatan dengan ketinggian lebih dari 10 meter untuk mengakhiri hidupnya.

Luka-luka yang diderita korban yakni pada bagian pelipis mata seperti adanya bekas suatu benturan, kedua kaki patah dan beberapa bagian tubuh badan lecet.

"Kemudian yang ditemukan di TKP yaitu dompet yang berisikan SIM C atas nama korban, dan satu unit HP merk Samsung yang masih utuh, jadi tidak dibuka karena ada kunci hapenya pakai sidik jari," katanya.

Baca juga: Istri di Jaksel Terkejut Temukan Suaminya Bunuh Diri di Kamar Mandi

Korban diketahui berinisial BG (20) asal Jakarta Timur yang merupakan mahasiswa salah satu perguruan tinggi negeri (PTN) di Kota Malang. Polisi juga sudah menghubungi pihak keluarga korban untuk mendalami kejadian tersebut.

"Kami masih mendalami motifnya apa, anggota saya saat ini juga sedang mendatangi kosnya," katanya.

Relawan Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Malang, Naufal Zhorifah mengatakan, ada sekitar 15 relawan yang ikut mengevakuasi korban. Petugas mencari jalan setapak untuk menuju ke bawah jembatan, dan proses evakuasi berlangsung sekitar 15 menit.

"Ya tentunya karena medannya terjal, terus masih pagi dan licin. Akhirnya kita yang mencari jalan setapak, kita memanfaatkan jalan itu," katanya.

Kontak bantuan
.
Bunuh diri bisa terjadi di saat seseorang mengalami depresi dan tak ada orang yang membantu. Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup.

Anda tidak sendiri. Layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada.

Untuk mendapatkan layanan kesehatan jiwa atau untuk mendapatkan berbagai alternatif layanan konseling, Anda bisa simak website Into the Light Indonesia.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang

Baca tentang


Terkini Lainnya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau