MADIUN, KOMPAS.com – Libur Lebaran telah berakhir. Meski demikian, harga cabai dan bawang merah di pasar tradisional Kabupaten Madiun, Jawa Timur, tetap tinggi.
Hingga Senin (7/4/2025), cabai rawit masih dijual dengan harga Rp 80.000 per kilogram, sementara bawang merah Rp 60.000 per kilogram.
Beberapa pedagang di Pasar Pagotan, Kecamatan Geger, Kabupaten Madiun, mengungkapkan bahwa menipisnya stok di pasaran menjadi salah satu penyebab tingginya harga cabai rawit dan bawang merah.
Baca juga: Harga Cabai dan Bawang Merah Normal Lagi, Ini Kata Pedagang dan Kementan
“Memang bawang merah dan cabai itu agak sulit karena sudah lewat masa panen raya sehingga barang dari petani mulai menipis,” ujar Mariana, salah satu pedagang.
Mariana juga menambahkan bahwa harga cabai rawit sempat mencapai titik tertinggi menjelang Lebaran, yakni Rp 120.000 per kilogram.
Meskipun saat ini harga telah turun menjadi Rp 80.000, namun harga tersebut masih tergolong tinggi, mengingat harga normal cabai rawit seharusnya berkisar antara Rp 30.000 hingga Rp 40.000 per kilogram.
Selain cabai rawit, Mariana menyebutkan bahwa harga cabai merah besar dan keriting juga masih tinggi.
Sebelumnya, harga tertinggi cabai merah menjelang Lebaran mencapai Rp 70.000, kini turun menjadi Rp 40.000 per kilogram.
Baca juga: Pemerintah Klaim Harga Cabai Mulai Turun Usai Lebaran, Berikut Datanya
Sementara itu, harga bawang putih stabil Rp 38.000 per kilogram dan tomat di kisaran Rp 10.000 per kilogram, baik sebelum maupun setelah Lebaran.
Pedagang lain di Pasar Pagotan, Sunarsih, melaporkan bahwa komoditas hewani seperti telur ayam, daging ayam, dan daging sapi mengalami kenaikan harga, meskipun tidak signifikan.
Daging ayam mengalami kenaikan dari Rp 32.000 menjadi Rp 33.000 per kilogram.
Harga daging sapi juga naik dari Rp 120.000 menjadi Rp 122.500 per kilogram.
“Harga telur ayam ini memang ada naik seribu jadi Rp 26.000 per kilogram. Tapi ini masih tergolong normal,” kata Sunarsih.
Sunarsih menambahkan bahwa tingginya harga beberapa komoditas membuat pengunjung pasar mengurangi jumlah pembeliannya, yang berdampak pada omzet pedagang.
“Banyak pembeli yang mengeluh karena harga masih tinggi. Tetapi mereka tetap membeli, tetapi jumlahnya dikurangi,” tutupnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang