Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pangkalan LPG 3 Kg di Surabaya Kewalahan, Ratusan Tabung Gas Ludes Dalam 3 Jam

Kompas.com, 5 Februari 2025, 18:16 WIB
Izzatun Najibah,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Pangkalan gas LPG “SIGIT” yang terletak di Jalan Semolowaru, Kecamatan Sukolilo, Surabaya, mengalami lonjakan permintaan yang signifikan untuk tabung gas melon LPG 3 Kg.

Dalam waktu hanya tiga jam, ratusan tabung gas yang dijual pangkalan tersebut ludes terjual.

“Kemarin malam kami mengirim 125 tabung LPG dari agen. Habis dalam waktu tiga jam, dan pagi tadi sisa 10 tabung saja,” ungkap pemilik pangkalan, Berwyn Maynard, kepada Kompas.com, Rabu (5/2/2025).

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia baru-baru ini mengembalikan kebijakan yang memperbolehkan pengecer untuk menjual kembali LPG 3 Kg.

Baca juga: Warung Kesulitan Gas 3 Kg, Pasokan Elpiji Masih Belum Merata di Bandung

Namun, Berwyn mengakui bahwa jumlah pengiriman LPG 3 Kg dari agen ke pangkalan masih terbatas, sehingga masyarakat masih kesulitan mendapatkan gas tersebut di pengecer.

“Jadi agen pun sebenarnya sudah beban, stoknya terbatas. Besok bisa jadi aku cuma dijatah 50 tabung, bahkan pernah dua hari tidak dikirim,” ujarnya.

Dia menambahkan bahwa sebelum adanya perubahan aturan ini, agen sudah menjatah jumlah LPG 3 Kg yang harus dikirim ke setiap pangkalan, dengan jumlah yang bervariasi antara 20 hingga 125 tabung.

“Kalau dibilang dengan adanya aturan ini lebih cepat habis, ya jelas. Biasanya sehari dikirim 50 tabung,” tuturnya.

Berwyn berharap kebijakan pengecer dapat membantu penjualan pangkalan agar tidak terjadi over selling dan masyarakat tidak mengalami panic buying.

“Biasanya standar kami sehari jual 50 tabung. Kemarin, karena orang-orang tahu kami ada stok LPG, langsung pada antre duluan padahal kami baru masukkan tabung gas yang kosong ke pick up,” ujarnya.

Meskipun demikian, pangkalan tersebut tidak membatasi penjualan setiap hari kepada masyarakat, dengan harga per tabung LPG 3 Kg Rp18.000.

Baca juga: Tidak Mudah Menjadi Pengecer Elpiji 3 Kilogram di Aceh…

“Kami tidak membatasi, karena setiap orang punya hak untuk membeli,” pungkasnya.

Sebelumnya, perubahan kebijakan dari Menteri ESDM Bahlil Lahadalia yang melarang pengecer menjual tabung gas LPG 3 Kg sempat membuat masyarakat geger.

Aturan ini menyebabkan sebagian warga di beberapa daerah kesulitan mendapatkan LPG 3 Kg dan harus rela antre panjang di pangkalan.

Bahlil ingin menaikkan status pengecer menjadi subpangkalan, agar penyaluran gas elpiji dapat terkontrol.

Namun, pada Selasa (4/2/2025) siang, Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad mengungkapkan bahwa Presiden Prabowo Subianto telah menginstruksikan agar pengecer diperbolehkan berjualan elpiji 3 Kg seperti biasa, sambil proses untuk menjadikan mereka sebagai subpangkalan tetap berlangsung.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau