Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Fakta Pesawat Latih API Jatuh di Perairan Banyuwangi

Kompas.com, 5 Februari 2025, 09:19 WIB
Fitri Anggiawati,
Andi Hartik

Tim Redaksi

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Pesawat latih milik Akademi Penerbangan Indonesia (API) Banyuwangi jatuh di perairan Gumuk Kantong, Muncar, Banyuwangi, Jawa Timur, pada Selasa (4/2/2025) sekitar pukul 14.00 WIB.

Akibatnya, pesawat itu rusak di beberapa bagian.

Berikut fakta-fakta terkait jatuhnya pesawat API tersebut.

Baca juga: Pesawat Latih API Banyuwangi Jatuh di Perairan Muncar, Dua Penumpang Selamat

1. Bawa dua penumpang

Pesawat latih membawa dua penumpang, yaitu satu instruktur dan satu taruna. Keduanya selamat dan langsung dibawa ke klinik API Banyuwangi.

“Pilot dan taruna selamat,” ungkap Kapolresta Banyuwangi, Kombes Pol Rama Samtama Putra.

2. Pesawat menukik

Diungkap polisi, pesawat tersebut mendadak terbang rendah dan menukik ke arah pantai hingga akhirnya jatuh dalam posisi terbalik, kurang lebih 100 meter dari bibir Pantai Gumuk Kantong.

Jatuhnya pesawat dan proses penyelamatan dua penumpang menjadi tontonan warga sekitar, sebab insiden pesawat jatuh tersebut berada di kawasan wisata.

Baca juga: Pesawat Latih API yang Jatuh di Perairan Banyuwangi Rusak pada Bagian Sayap dan Roda

3. Ditarik maual

TNI, Polri, nelayan, dan masyarakat sekitar berupaya mengevakuasi pesawat latih tersebut dengan cara manual, yaitu ditarik menggunakan tali. Ratusan orang terlibat dalam proses evakuasi tersebut.

Proses evakuasi sempat terkendala air pasang dan mengakibatkan pesawat lebih sulit ditarik ke daratan.

“Terkendala pasir basah karena air laut sempat pasang. Posisi pesawat jatuhnya terbalik, otomatis tertimbun pasir,” kata Danden TNI AU Rajegwesi Banyuwangi, Peltu Salikul.

Petugas gabungan mengevakuasi pesawat latih milik API yang jatuh pada Selasa (4/2/2025) di Perairan Muncar Banyuwangi, Jawa Timur.DOKUMENTASI Lanal Banyuwangi Petugas gabungan mengevakuasi pesawat latih milik API yang jatuh pada Selasa (4/2/2025) di Perairan Muncar Banyuwangi, Jawa Timur.

4. Evakuasi hingga dini hari

Dengan bantuan ratusan orang, proses evakuasi akhirnya berhasil dilakukan hingga pukul 1 dini hari.

Bangkai pesawat kemudian dibawa ke API Banyuwangi yang berlokasi di Kecamatan Blimbingsari.

Pesawat yang jatuh dalam kondisi terbalik itu kini mengalami kerusakan pada sayap yang rusak dan miring.

Namun demikian, kerusakan tersebut bukan sepenuhnya terjadi saat kecelakaan, melainkan karena proses evakuasi.

“Kerusakan sebetulnya saat evakuasi. Saat kecelakaan tidak begitu terlihat rusak,” tutur Peltu Salikul.

Selain kerusakan di bagian sayap, menurut petugas, kerusakan juga tampak pada bagian roda pendaratan depan.

Usai berhasil dievakuasi, pesawat latih yang jatuh itu dipreteli dan diangkut menggunakan truk, serta ditowing menuju ke sekolah penerbangan API Banyuwangi.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau