MADIUN, KOMPAS.com - Sebanyak 15 perjalanan kereta api kembali memutar lewat Madiun dampak banjir yang melanda Semarang, Jawa Tengah.
Manager Humas Daop 7 Madiun, Kuswardojo mengatakan, frekuensi perjalanan di wilayah PT KAI Daerah Operasi (Daop) 7 Madiun kembali bertambah.
Kondisi itu akibat penutupan kembali jalur di petak Karangjati-Gubug yang terdampak luapan air banjir Semarang.
Baca juga: Perbaikan Jalur Gubug-Karangjati Grobogan Selesai, Sudah Bisa Dilalui Kereta Api
"KAI memberlakukan rekayasa pola operasi dengan mengalihkan sejumlah perjalanan kereta api memutar melalui jalur Brumbung-Gundih-Gambringan atau Brumbung-Solo-Madiun-Surabaya," kata Kuswardojo.
Kuswaedojo mengatakan daftar kereta api yang terdampak banjir Semarang dan diputar melalui Daop 7 Madiun yakni:
Kuswardojo mengatakan, PT Kereta Api Indonesia (Persero) menyampaikan permohonan maaf atas keterlambatan dan ketidaknyamanan yang dialami penumpang dampak banjir di Semarang.
Saat ini KAI telah mengerahkan ratusan petugas prasarana dan alat berat untuk menangani banjir di lokasi terdampak.
“Proses penanganan dilakukan secara intensif untuk memastikan jalur tersebut dapat segera digunakan kembali. Upaya ini terus dilakukan demi memulihkan situasi dan mengurangi dampak perjalanan kereta api lainnya,” ujar Kuswardojo.
Baca juga: Jalur Hulu Gubug-Karangjati Pulih Setelah Banjir, Sudah Bisa Dilalui Kereta
Kuswardojo mengimbau masyarakat, terutama pengguna jalan di perlintasan sebidang, untuk lebih berhati-hati. Pasalnya jalur antara Semarang dan Surabaya saat ini belum dapat dilalui, sehingga perjalanan kereta api dari Surabaya dialihkan melalui Daop 7 Madiun.
"Kondisi ini menambah frekuensi operasional kereta api di luar jadwal reguler yang melintas di daop 7,” jelas Kuswardojo.
Kuswardojo menambahkan pengalihan jalur akan berdampak pada kenyamanan penumpang. Kendati demikian keselamatan dan keamanan tetap menjadi prioritas utama KAI.
"KAI akan terus memberikan update terkini terkait kondisi jalur serta dampaknya bagi perjalanan kereta api," demikian Kuswardojo.