Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Khofifah Minta Pasar Hewan Diproteksi untuk Mencegah PMK pada Sapi

Kompas.com, 10 Januari 2025, 09:43 WIB
Moh. Anas,
Andi Hartik

Tim Redaksi

PASURUAN, KOMPAS.com - Merebaknya kasus penularan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di sejumlah kabupaten dan kota di Jawa Timur mendapatkan perhatian dari Khofifah Indar Parawansa. Dia menyebutkan perlunya mitigasi pergerakan sapi guna meminimalisasi penularan PMK.

Pernyataan itu disampaikan Khofifah saat berkunjung ke peternakan milik H. Misbahul Munir di Desa Cobanjoyo, Kecamatan Kejayan, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, Kamis (9/1/2025).

"Semua harus dimitigasi, kemudian dilakukan proteksi. Jangan sampai penyebarannya semakin meluas atau melebar. Pasar hewan yang harus diproteksi," terangnya.

Baca juga: PMK Mewabah, Pembatasan Lalu Lintas Ternak di DIY Tunggu Instruksi Gubernur

Menurutnya, mitigasi yang dilakukan di pasar hewan sangat penting karena menjadi pusat lalu lintas jual beli ternak, baik sapi, kerbau, maupun kambing.

Dia menyarankan agar pasar hewan segera diproteksi dengan berbagai macam upaya, seperti penyemprotan disinfektan secara intens, pelarangan sapi dari luar daerah masuk ke dalam daerah, hingga upaya memastikan sapi-sapi yang diperjualbelikan dalam keadaan sehat.

"Karena pasar hewan itu jadi pusat lalu lintas ternak dari berbagai daerah," katanya.

Baca juga: Upaya Masif Menekan Penyebaran PMK di Blora

Dia mencontohkan bahwa jumlah kasus terbanyak terjadi di Jember, sehingga perlu ada tindakan proteksi agar penyebaran tidak sampai meluas di daerah sekitarnya.

Dia mengimbau kepada semua daerah untuk mewaspadai semakin meluasnya PMK.

"Sampai hari ini relatif agak banyak yang terpapar, ternak-ternak di Jember. Kalau seperti ini, maka kerbau, sapi, dan kambing jangan keluar kota dulu," terangnya.

Sementara itu, Pj Bupati Pasuruan, Nurkholis, menyatakan bahwa di Kabupaten Pasuruan saat ini sedang gencar penyemprotan disinfektan di pasar hewan. Karena sampai hari ini belum ada kiriman vaksin PMK dari Kementerian Pertanian.

"Disinfeksi pasar hewan sudah kami lakukan sejak seminggu lalu sampai hari ini. Intinya sampai situasi PMK benar-benar mereda, karena lalu lintas ternak yang masuk ke pasar hewan cukup tinggi," ucapnya.

Misbahul Munir, atau dikenal Kaji Munir, pemilik peternakan, menjelaskan bahwa saat ini di kandangnya terdapat 340 ekor sapi potong.

Dia mengaku, selama merebaknya virus PMK, ratusan ekor sapi miliknya tidak ada yang terserang PMK.

Karena setiap hari dia meminta pendampingan dari Dinas Pertanian dan Kesehatan Hewan Kabupaten Pasuruan.

"Alhamdulillah semuanya sehat, kita datangkan mantri peternakan dari dinas untuk terus mengecek kesehatan sapi kami, karena lumayan banyak," ungkapnya.

Selain kontrol yang ketat, lokasi peternakan milik Kaji Munir cukup menguntungkan karena lokasinya berada di bekas tambang yang penuh rerumputan.

Bahkan sebagian ratusan sapinya juga dipelihara dengan cara liar, dibiarkan di tanah lapang, tanpa dikandang.

"Kalau sapi yang diumbar (tanpa kandang) juga sehat semuanya," ungkapnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau