PASURUAN, KOMPAS.com - Rencana Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) memberikan libur sekolah selama bulan Ramadan menuai beragam tanggapan di Kota dan Kabupaten Pasuruan.
Sebagian orangtua mendukung kebijakan tersebut, sementara yang lain menginginkan anak-anak tetap bersekolah untuk menjaga interaksi sosial.
Riris Damayanti, seorang walimurid di SD Negeri Bangilan, mengungkapkan dukungannya terhadap rencana libur sekolah.
Menurutnya, libur akan mengurangi kerepotan dalam menyiapkan anak-anak untuk berangkat sekolah.
Baca juga: Soal Libur Sekolah Selama Ramadhan, Pakar Unair Beberkan Plus Minusnya
"Ya mending libur karena tidak harus repot menyiapkan pagi hari saat berangkat sekolah," ujarnya pada Rabu (08/01/2025).
Riris, yang memiliki tiga anak, mengaku setiap pagi selalu sibuk menyiapkan seragam, sarapan, dan mengantar anak-anaknya ke sekolah.
"Kalau Ramadhan libur full, tentu saya lebih bisa longgar waktunya dan menyiapkan untuk buka puasa," tambahnya.
Meski mendukung libur, Riris berharap sekolah tetap memberikan tugas untuk mengontrol kegiatan agama anak-anak.
Di sisi lain, Bustomi, seorang warga Purwosari, lebih memilih agar anaknya tetap masuk sekolah selama bulan Ramadhan.
Menurutnya, anak-anak akan lebih mengenal dan berinteraksi dengan teman-teman mereka di sekolah.
"Kalau di rumah juga ngapain. Malah anak-anak lebih memilih bermain smartphone dibanding mengerjakan tugas. Kalau libur di hari-hari pertama bolehlah," ungkapnya.
Wali Kota Pasuruan, Adi Wibowo, memberikan pandangannya terkait kemungkinan libur sekolah pada Ramadhan.
Ia menekankan pentingnya mempertimbangkan siswa non-muslim dan menyiapkan program yang proporsional.
Baca juga: Pro dan Kontra Soal Wacana Libur Sekolah Selama Bulan Ramadhan 2025
"Jadi rencana kebijakan libur di Bulan Ramadan ada plus minusnya. Namun yang harus dipertimbangkan yakni proporsional bagi semua peserta didik. Karena tidak semua menjalankan ibadah puasa," ujarnya.
Adi juga menambahkan bahwa libur saat bulan Ramadan dapat meningkatkan perhatian orangtua terhadap anak-anak mereka, mengingat banyak orangtua yang bekerja.
"Kalau anak-anak libur di Bulan Ramadan memang bisa maksimal puasanya. Tetapi harus juga ada kegiatan lain yang bermanfaat untuk mengisi waktu puasanya," pungkasnya.
Dengan beragam pendapat ini, kebijakan libur sekolah di bulan Ramadhan masih menjadi perdebatan hangat di kalangan masyarakat Pasuruan.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang